BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Struktur
pasar yang sangat bertentangan ciri-cirinya dengan persaingan sempurna adalah
pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu
perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh
perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh karena
terdapat hambatan yang sangat tangguh yang dihadapi perusahaan-perusahaan lain
untuk memasuki perusahaan tersebut. Menerangkan bentuk halangan-halangan ini
merupakan salah satu aspek yang dianalisis dalam makalah ini. Sebelum itu
ciri-ciri pasar monopoli akan diterangkan.
Perhatian
utama dari uraian dalam bab ini akan ditumpukan kepada menerangkan mengenai
bagaimana caranya suatu perusahaan monopoli menentukan tingkat produksi yang
akan memaksimumkan keuntungannya. Seperti juga dengan analisis mengenai
pemaksimuman keuntungan di pasar sempurna, analisis mengenai hal itu di
perusahaan monopoli akan menggunakan dua cara yaitu, dengan pendekatan biaya
total dan hasil penjulan total. Dengan pendekatan biaya marjinal dan hasil
penjulan marjinal.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan digunakan adalah:
1.
Apa Ciri-ciri monopoli dan faktor-faktor
yang menimbulkannya?
2.
Bagaimana pemaksimuman keuntungan dalam
monopoli?
3.
Adakah kemungkinan monopoli mendapat
untung yang berlebihan?
4.
Adakah
kurva penawaran dalam monopoli?
5.
Bagaimana diskriminasi harga dalam
monopoli?
6.
Apa kebijakan pemerintah dalam monopoli
alamiah?
7.
Apa kebaikan dan kelemahan monopoli?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Ciri-ciri
monopoli dan faktor-faktor yang menimbulkannya.
2. Pemaksimuman
keuntungan dalam monopoli.
3. Kemungkinan
monopoli mendapat untung yang berlebihan.
4. Kurva
penawaran dalam monopoli.
5. Diskriminasi
harga dalam monopoli.
6. Kebijakan
pemerintah dalam monopoli alamiah.
7. Kebaikan
dan kelemahan monopoli.
BAB
II
MONOPOLI
A.
Beberapa
Aspek Khusus Pasar Monopoli
Sebelum
menganalisis kegiatan dan cara menentukan produksi dalam pasar monopoli, dua
aspek berikut dan diuraikan dalam bagian ini adalah ciri-ciri monopoli dan
faktor-faktor yang menghambat kemasukan ke pasar monopoli.
1. Ciri-ciri
pasar monopoli
Ciri-ciri pasar monopoli sangat
berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian berikut menerangkan ciri-ciri
monopoli.
a. Pasar
Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
Hal ini rasanya tidak perlu diterangkan
lagi. Sifat ini adalah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas,
yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian
barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para
pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut
maka mereka harus membeli dari perusahaan monopli tersebut. Syarat-syarat
penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat
berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.
b.
Tidak mempunyai barang pengganti yang
mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan
monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang
tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti
yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya,
yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan listrik karena, ia
tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televisi atau memanaskan
setrika/gosokan.
c.
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk
ke dalam industri
Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang
mempunyai kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan
terwujud, karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat
peusahaan memasuki industri tersebut. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan
menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut. Adanya
hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan berlakunya keadaan yang
seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli.
Ada yang bersifat legal, yang dibatasi oleh undang0undang. Ada yang bersifat
teknologi, yaitu teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah
dicontoh. Dan ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan
sangat besar.
d.
Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan
satu-satunya di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab
itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang
ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang
dikehendakinya.
e.
Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah
satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan
barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang
dipoduksikannya terpaksa membeli daripadanya. Walau bagaimanapun perusahaan
monopoli sering membuat iklan. Ikla ntersebut bukanlah bertujuan untuk menarik
pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
2. Faktor-faktor
yang menimbulkan monopoli
Terdapat
tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga
faktor tersebut adalah:
a. Perusahaan
monopoli mempunyai sumber daya tertentu yang unik dan tidak diiliki oleh
perusahaan lain.
b. Perusahaan
monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of scale) hingga
ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
c. Monopoli
wujud dan berkembang melalui undany-undang, yaitu pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan tersebut.
Uraian berikut akan secara lebih terperinci
menerangkan ketiga faktor yang dinyatakan di atas.
a. Memiliki
sumber daya yang unik
Salah
satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu sumber daya
yang unik (istimewa) yang tidak dimilik oleh orang atau perusahaan lain. Suatu contoh
yang jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang penyanyi terkenal
atau kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh seorang pemain sepak bola.
Hanya merekalah yang mempunyai kepandaian tersebut dan harus dibayar lebih
mahal dari biasa apabila masyarakat ingin menikmatinya.
Di
dalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila sesuatu
perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Di
masa ini contoh dari perusahaan yang masih mempunyai sifat seperti ini adalah
perusahaan permata De Beers Company di afrika Selatan. Hampir semua
pertambangan permata yang ada di dunia ini dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Pada permulaan abad yang lalu perusahaan standard Oil Company di amerika
serikat menguasai hampir seluruh sumber minyak yang ada di negara tersebut.
Sampai sebelum perang dunia kedua perusahaan Aluminium Company of America juga
mempunyai kekuasaan monopoli. Pada waktu itu hampir semua cadangan bauxite,
yaitu bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan aluminium, dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, Aluminium Company of America dapat
menghasilkan barnagnya tanpa ada persaiangan. Perusahaan air minum di suatu
kota adala hsalah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber
daya yang unik.
b. Dapat
menikmati skala ekonomi
Di
dalam abad ini, perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai
kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga
produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat
besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi
yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada
waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum,
jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud di pasar.
Dengan demiikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya,
perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi.
Pada tingkat produksi yag sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya
sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaiang dengan
perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar
monopoli.
Suatu
industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas
adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli
alamiah atau natural monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam
peusahaan jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air
minum, perusahaan telepon, dan perusahaan angkutan kereta api. Di beberapa
jenis industri lain skala ekonomi tidak mewujudkan monopoli, tetapi satu atau
beberapa perusahaan memproduksikan barang yang hampir sama jumlahnya dengan
yang ditawarkan di pasar. Perusahaan baja, pertambangan minyak, dan industri
pembuat mobil adalah contoh-contoh dari industri semacam itu.
c. Kekuasaan
monopoli yang tidak diperoleh melalui peraturan pemerintah
Di
dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-perusahaan
terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan yang sperti ini
adalah peraturan paten dan hak cipta (copy rights) dan hak usaha eksklusif
(exlusive franchise) yang diberikan kepada perusahaan jasa umum.
1. Peraturan
patent dan hak cipta
Perkembangan
ekonomi yang pesat terutama ditimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk
mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya
yang sangat besar. Oleh sebab itu, kegiatan dan pengeluaran untuk mengenbangkan
teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka
dengan mudah saja dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain. Apabila tidak
ada peraturan yang melarang penjiplakan, tidak ada untungnya bagi perusahaan
untuk menciptakan barang-barang yang lebih baik mutunya, karena dalam waktu
yang singkat perusahaan lain kaan menirunya. Sebagai akibat dari keadaan
seperti ini kemajuan teknologi akan terhambat, dan ini selanjutnya akan
melambatkan jalannya pertumbuhan ekonomi. Agar usaha mengembangkan teknologi
dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada
perusaaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak
tersebut. Langkah seperti ini dilakukan dengan memberikan hak paten kepada
perusahaan yang mengembangkan barang baru.
Hak
cipta atau copy rights merupakan
bentuk lain dari hak paten, yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk
menghindari penjiplakan. Tetapi hak cipta tersebut hanya penulis atau penggubah
lagu saja yang mempunyai hak ke atas penerbitan buku yang ditulis dan lagu yang
digubah.
2. Hak
usaha eksklusif
Apabila
skala-ekonomi hanya diperoleh perusahaan setelah perusahaan itu mencapai
tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan
dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala
ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan
harga yang rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak
pemerintah harus menjalankan dua langkah yaitu memberikan hak monopoli kepada
suatu perusahaan dalam suatu kegiatan tertentu dan menentukan harga tarif yang
rendah ke atas barang/jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan seperti ini
adalah perusahaan minum, perusahaan pembangkit listrik dan angkutan kereta api.
Tanpa
adanya eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul
halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya
setiap perusahaan akan menetapkan harga/tarif yang tinggi atas barang/jasa yang
dihasilkannya. Keadaan seperti ini menimbulkan kerugian kepada masyarakat,
karena mereka harus membayar produksi perusahaan itu dengan harga yang tinggi.
Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum tentu
menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walaupun perusahaan
tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang menyebabkan biaya
produksi berada pada tingkat yang sangat rendah. Untuk menghindari agar
perusahaan tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah disamping
memberikan hak monopoli, akan menetapkan
harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara
ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat
membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang
relatif rendah.
B.
Pemaksimuman
Keuntungan dalam Monopoli
Dalam
menggambarkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan dalam monopoli dua cara
akan digunakan, yaitu dengan menggunakan angka-angka dan secar grafik. Untuk
masing-masing cara ini akan ditunjukkan prinsip penentuan pemaksimuman
keuntungan berdasarkan pendekatan (i) biaya total dan hasil penjualan total
(ii) biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal. Sebelum melaksanakan hal-hal
tersebut terlebih dahulu akan dilihat hubungan diantara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan/diproduksikan, dan implikasi dari sifat hubungan tersebut
kepada hasil penjualan total.
v Produksi,
Harga dan Penjualan
Telah dinyatakan
bahwa dalam monopoli hanya ada satu perusahaan dalam pasar. Oleh karenanya
permintaan dalam industri juga permintaan atas produksi perusahaan monopoli
tersebut. Telah diketahui bahwa sifat umum dari permintaan barang-barang, yaitu
makin tinggi harga barang, makin sedikit jumlah yang diminta. Sifat ini
menyebabkan kurva permintaan atas suatu barang bersifat menurun dari kiri atas
ke kanan bawah. Permintaan atas produksi monopoli tidak menyimpang dari sifat
umum ini. Berarti suatu monopoli akan dapat memperoleh harga penjualan yang
tinggi apabila produksinya sedikit, dan harga penjualan semakin rendah apabila
produksi semakin banyak.
Dalam
menerangkan masalah persaingan sempurna telah dijelaskan bahwa permintaan bersifat
elastis sempurna (yaitu kurva permintaan sejajar dengan sumbu datar) dan
sebabnya adalah karena berapa pun produksi yang dijual perusahaan, harga tidak
berubah. Sebagai aibatnya harga = harga penjualan marginal yaitu P=MR.
Permintaan yang dihadapi oleh monopoli adalah berbeda dengan yang dihadapi oleh
suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Sebagai akibat dalam monopoli, seperti
akan diterangkan di bawah ini , harga
selalu lebih tinggi dari hasil penjualan marjinal.
Contoh
Angka
untuk lebih memahami
sifat hubungan antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan total, dan hasil
penjualan marjinal, di dalam tabel 2.1 dikemukakan suatu contoh hipotesis
mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan atas produksi monopoli
seperti yang telah diterangkan di atas, dalam tabel 2.1 ditunjukkan bahwa
semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang
(perhatikan kolom 2). Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut atas hasil
penjualan total dan marjinal berturut-turut ditunjukkan dalam kolom 3 dan 4.
Hasil penjualan total, seperti telah diketahui, adalah jumlah produksi x harga,
maka nilainya diperoleh dari mengalikan angka dalam kolom 1 dengan angka dalam
kolom 2. Sesuai dengan definisi hasil penjualan marjinal, yaitu tambahan hasil
penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak 1 unit, angka dalam kolom
4 diperoleh dari menggunakan persamaan
. Sebagai contoh
(TR pada waktu jumlah produksi adalah 1)
adalah Rp 18.000,-, sedangkan
adalah Rp 32.000,-. Maka MR akibat dari
kenaikan produksi dari 1 menjadi 2 unti adalah Rp 32.000 – Rp 18.000 = Rp
14.000. angka-angka dlaam kolom 4 dihitung dengan cara ini.
Perhatikan dengan lebih
seksama sngka-angka hasil penjualan total terdapat dlam kolom 3. Sampai
produksi sebanyak 5 unithasil penjualan total terus menerus bertambah, tetapi
pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang semakin berkurang. Nilai dari
pertambahan hasil penjualan total yang semakin berkurang tersebut ditunjukkan
dalam kolom 4. Sesudah unit ke-5 pertambahan produksi selanjutnya akan
mengurangi hasil penjualan total, yang berarti hasil penjualan marjinal (atau
pertambahan hasil penjualan total) nilainya adalah negatif.
Kesimpulan
Berdasarkan kepada
gambaran yang ditunjukkan dalam tabel 2.1 dapat dibuat dua kesimpulan penting
seperti yang dinyatakan di bawah ini. Apaila harga barang menjadi semakin
menurun pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka:
1. Hasil
penjualan total akan mengalami penghambatan, tetapi pertmabahan itu semakin
berkurang apabila produksi betambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat
produksi tertentu pertambahannya akan menjadi negatif.
2. Pada
umumnya hasil penjualan marjinal nilainya adalah lebih rendah daripada harga.
Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marjinal = harga.
Tabel
2.1
Produksi,
Harga dan Hasil Penjualan (ribu
rupiah)
|
Pemaksimuman
Keuntungan : Contoh Angka
Sifat-sifat
biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan monopoli di dalam jangka pendek
tidak berbeda dengan sifat-sifat biaya produksi jangka pendek yang telah
diterankan pada pembahasan sebelumnya. Di atas baru saja dijelaskan sifat
permintaan, harga, hasil penjulan total, dan hasil penjualan marjinal dari
suatu perushaan monopoli. Dengan demikian sekarang telah dapat dikumpulkan
informasi yang cukup untuk menerangkan prinsip penentuan tingkat produksi yang
akan memaksimumkan keuntungan dalam perusahaan monopoli. Terlebih dahulu hal
ini akan diuraikan dengan menggunakan contoh dlaam angka-angka. Contoh angka
yang dimaksud dikemukakan dalam tabel 2.2 dan tabel 2.3.
Pendekatan Hasil Penjualan
Total-Biaya Total
Pendekatan ini akan diterangkan menggunakan tabel
2.2 yang membandingkan data hasil penjualan total dengan biaya total. Melalui
perbandingan tersebut dapatlah ditentukan keuntungan yang diperoleh, atau
kerugian yang dialami, pada berbagia tingkat produksi.
Data jumlah produksi, harga dan ahsil penjualan
total pada tabel 2.2 adalah sama dengan dalam tabel 2.1. berturut-turut data
tersebut ditunjukkan dalam kolom 1,2, dan 3. Dalam kolom 4 ditunjukka biaya
total. Data yang hipotesis tersebut dibuat dengan menggunakan pemisalan
berikut:
1. Biaya
tetap total adalah Rp 4.000,-. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila
perusahaan tidak beroperasi, yang berarti jumlah produksi adala 0, biaya total
adalah Rp 4.000,-.
2. Sehingga
untuk produksi 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku.
Berarti biaya marjinal semakin rendah, apabila produksi bertambah. Keadaan ini
digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data dalam tabel
2.2 jelas menunjukkan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke 1,
dari 1 ke 2, dari 2 ke 3 da dari 3 ke 4.
3. Sesudah
produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku.
Sebagai akibatnya biaya marjinal meningkat dan ini dapat dilihat dari pertambahan
biaya total yang semakin meningkat pada setiap pertambahan satu unit produksi.
Tabel
2.2
Hasil
Penjualan, Biaya Produksi dan
keuntungan (ribu rupiah)
Dengan
adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total seperti yang diterangkan di atas sekarang dapat ditentukan tingkat
produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
|
Perhatikan data dalam kolom 5. Data tersebut
dihitung dengan formula berikut: keuntungan = hasil penjualan total – biaya
total. Data dalam kolom 5 menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada
produksi sebanyak 3 dan 4 unit dan jumlah keuntungan adalah sebesar Rp 8.000,-.
Walaupun demikian, dalam analisis yang bersifat
umum, akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut akan
memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan.
Pendekatan Hasil Penjualan Marjinal
– Biaya Marjinal
Untuk menerangkan pendekatan ini terlebih dahulu
dihitung hasil penjualan marjinal dan biaya marjinal. Data tersebut dikemukakan
dalam kolom 2 diambil dari data yang sama dalam kolom 3 dari tabel 2.1. data
dalam kolom 3 dihitung dengan formula berikut:
. Data mengenai biaya total (TC) diambil
dari tabel 2.2, kolom 4. Berdasarkan kepada data dalam kolom 2,3, dan 4 dapat
ditunjukkan tambahan keuntungan pada setiap tingkat produksi. Apabila
perusahaan tidak memproduksikan barang, biaya yang ditanggung perusahaan adalah
Rp 4.000 dan ini meliputi biaya tetap yang mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab
itu, dalam kolom 3 data tersebut dihitung sebagai biaya marjinal.
Berdasarkan data dalam kolom 4, dalam kolom 5 ditentukan jumlah
keuntungan pada berbagai tingkat poduksi. Data dalam kolom 3 jelas menunjukkan
bahwa keuntungan maksimum tercapaai pada tingka produksi 3 atau 4 unit. Namun
demikian, dalam analisis dikatakan perusahaan itu akan memproduksi 4 unit untuk
memaksimumkan keuntungan karena pada tingkat produksi tersebut MC = MR, yaitu
masing-masing bernilai RP 6.000.
Tabel
2.3
Menentukan
Keuntungan dengan Pendekatan MC = MR (ribu rupiah)
|
Pemaksimuman Keuntungan Secara Grafik
Dalam bagian ini akan diterangkan pemaksimuman keuntungan dalam
perusahaan monopoli dengan menggunakan pendekatan secara grafik. Seperti dalam
analisis sebelumnya, penentuan produksi yang akan memaksimumkan untung dapat
dilakukan dengan dua cara berikut: pendekatan hasil penjualan total-biaya total
dan pendekatan biaya marjinal-hasil penjualan marjinal. Sebelum cara ini dapat
diterangkan terlebih dahulu perlu dilihat ciri perkaitan diantara kurva
permintaan (D = AR), kurva hasil penjualan total (TR) dan kurva hasil penjualan
marjinal (MR). Untuk memubat analisis ini perhatikan gambar 2.1.
Kurva permintaan, penjualan total dan
penjualan marjinal
Gambar 2.1
Kurva hasil penjualan total,
rata-rata dan marjinal
|
50
|
48
|
40
|
32
|
30
|
20
|
10
|
0
|
5
|
10
|
A
|
B
|
TR
|
(i) Kurva hasil pejualan total
(TR)
|
20
|
16
|
12
|
10
|
8
|
4
|
0
|
2
|
5
|
8
|
D = TR
|
Ed < 1
|
Ed = 1
|
C
|
Ed > 1
|
D
|
MR
|
Jumlah Barang
|
(ii) Kurva Permintaan (D = AR)
dan
Hasil Penjualan Marjinal (MR)
|
Kurva hasil penjualan total (TR), kurva hasil
penjualan rata-rata (D = AR), dan kurva hasil penjualan marjinal (MR) dalam
gambar 2.1 dibuat berdasarkan data tabel 2.1. sampai kepada jumlah produksi
sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus mengalami kenaikan, dan kenaikan
tersebut adalah pada tingkat yang semakin menurun. Sesudah jumlah produksi
mencapai 6 unit hasil penjualan total semakin berkurang. Pada waktu jumlah
produksi sebanyak 10 unit, hasil penjualan total adalah nol.
Hasil penjualan total yang sperti ini sifatnya,
apabila digambarkan, seperti yang ditunjukkan oleh kurva TR dalam gambar 2.1,
yaitu berbuntuk huruf U yang terbalik. Kurva TR akan selalu berbentuk seperti
itu did alam keadaan di mana kurva permintaan DD adalah seperti yang terdapat
pad gambar 2.1 yaitu yang menggambarkan bahwa kalau harga semakin rendah maka
jumlah yang diminta semakin banyak. Dalam pembahasan sebelumnya telah
dijelaskan bahwa sepanjang kurva permintaan berlaku sifat berikut: apabila
elasitisitas permintaan < 1 maka penurunan harga akan mengurangi hasil
penjualan dan apabila elastisitas permintaan > 1 maka penurunan harga akan
menambah ahsil penjualan. Berdasarkan sifat ini, kalau diperhatikan sifat
perhubungan diantara kurva permintaan DD dan kurva TR pada gambar 2.1, dapat dibuat
kesimpulan berikut:
1. Karena
OA menggambarkan hasil penjualan total yang semakin bertambah pada harga yang
semakin menurun, maka bagian kurva permintaan DD yang terletak di bagian atas
titik C (lihat grafik ii) mempunyai elastisitas permintaan > 1.
2. Karena
AB menggambarkan hasil penjualan total yang semakin berkurang pada harga yang
semakin menurun, maka bagian kurva permintaan yang terletak dibagian yang lebih
ke bawah titik C elastisitas permintaan < 1.
3. Pada
titik C elastistas permintaan adalah satu atau uniter.
Menentukan Keuntungan Maksimum
Di dalam gambar 2.2 dan gambar 2.3 ditunjukkan cara
menentukan keuntungan maksimum firma monopoli secara grafik. Di dalam gambar
2.2 keuntungan maksimum firam ditentukan dengan menggunakan bantuan kurva hasil
penjualan total dan biaya total. Sedangkan dalam gambar 2.3 keuntungan maksimum
tersebut ditentukan dengan menggunakan pertolongan kurva biaya marjinal dan
hasil penjualan marjinal.
Kurva TR dalam gambar 2.2 menggambarkan hasil
epnjualan total, dan kurva TC menggambarkan kurva biaya total. Di sebelah kiri
dari titik A, dan di sebelah kanan dari titik B, kurva TC berada di ata kurva
TR. Keadaan ini berarti biaya total melebihi hasil penjualan total yaitu
kedudukan yang merugikan perusahaan. Keuntungan hanya akan dinikmati apabila TR
– TC > 0, dan iniberlaku diantara titik A dan B. Perbedaan diantara TR dan
TC adalah paling maksimum apabila garis tegak diantara kurva TR dan TC adalah
yang paling panjang. Oleh karena CD merupakan jarak TR dan TC yang paling
panjang, maka tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan adalah 4
unit.
Gambar 2.3 menunjukkan cara untuk menentukan tingkat
produksi dimana keuntungan maksimum dicapai dengan menggunakan pendekatan hasil
penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC). Kurva AC, MC, D = AR,
MR, dibuat berdasarkan pada bentuk kurva-kurva tersebut seperti yang
diterangkan pada materi-materi sebelumnya. Seterusnya telah diterangkan bahwa
keuntungan maksimum dapat ditentukan dengan melihat pada tingkat produksi yang
mana keadaan MR = MC wujud. Kurva MR dan MC berpotongan pada waktu tingkat
produksi sebanyak Q unit. Hasil penjualan total OP x OQ, atau sama dengan OPAQ,
sedangkan biaya total adalah OC x OQ, atau sama dengan OCBQ. Dengan demikian
keuntungan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.
Gambar 2.2
Penjualan total, Biaya total dan
keuntungan
|
Keuntungan Maksimum
|
B
|
TC
|
50
|
40
|
30
|
20
|
10
|
0
|
2
|
4
|
5
|
6
|
8
|
10
|
Jumlah Barang
|
Gambar 2.3
Hasil penjualan Marjinal, Biaya
Marjinal, dan keuntungan maksimum
|
P
|
C
|
0
|
Q
|
MR
|
MC
|
AC
|
D = AR
|
A
|
B
|
Jumlah Barang
|
Keuntungan
|
C.
Adakah
Monopoli keuntungannya Berlebihan?
Banyak orang
yang memiliki pandangan yang negatif terhadap perusahaan monopoli. Mereka
selalu menganggap bahwa suatu perusahaan dalam pasar monopoli dapat menetapkan
harga dengan sekehendak hatinya dan oleh karena itu akan mendapat keuntungan
yang sangat berlebihan. Mereka menganggap keuntungan luar biasa merupakan suatu
fenomena penting perusahaan monopoli. Ini merupakan pandangan yang kurang
tepat. Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa di dalam jangka pendek ada
empat kemungkinan dari keadaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna: mendapat untung
melebihi normal, atau untung normal, rugi tetapi masih dapat membayar kembali
sebagian dari biaya tetap, dan mengalami kerugian sehingga biaya biaya
berubahnya pun tidak dapat ditutupinya. Keempat keempat kemungkinan
tersebut juga dapat juga berlaku dalam suatu perusahaan monopoli.
Dalam gambar 2.3
telah ditunjukkan keadaan dimana memperoleh euntungan. Keadaan lainnya
ditunjukkan dalam gambar 2.4. gambar 2.4 (i) menunjukkan keadaan monopoli
dimana tidak dapat mendapat keuntungan tetapi juga tidak menderita keuntungan
(berarti mendapat untung normal)
yaitu hasil penjualannya sama dengan biayatotalnya. Keadaan seperti ini berlaku apabila kurvatotal menyinggung kurva
permintaan pada tingkat produksi dimana hsil penjualan marjinal = biaya ma rjinal.
Dalam gambar 2.4 (i) kurva
menyinggung kurva
di
titik E dan titik singgung ini tepat di atas perpotongan kurva
dan
. Maka adalah penting baik kepada
perusahaan monopoli untuk memproduksi sebanyak
. Hanya pada keadaan ini dapat menikmati
keuntungan normal. Dalam keadaan lain, (apabila jumlah produksinya berbeda dari
) perusahaan mengalami kerugian.
Gambar 2.4
Monopoli yang memperoleh Untung
Normal dan Kerugian
|
P
|
0
|
Q
|
E
|
(i)
Untung Normal
|
P
|
P
|
C
|
0
|
Q
|
AC
|
A
|
B
|
(ii) Rugi
|
Gambar 2.4 (ii) menggambarkan
keadaan dimana monopoli mengalami kerugian. Kerugian adalah yang paling minimum
apabila perusahaan monopoli memproduksikan sebanyak
, karena pada tingkat produksi tersebut
. Biaya total yang dikeluarkan adalah
. Dengan demikian kerugian yang diderita
oleh perusahaan monopoli tersebut adalah seperti yang ditunjukkan oleh kotak
. Kerugian ini adalah yang paling
minimum. Apabila perusahan monopoli memproduksi lebih tinggi atau lebih rendah
dari
, kerugian yang akan dialami akan lebih
besar lagi.
D.
Monopoli
dan Kurva Penawaran
Dalam pasaran
persaingan sempurna, di dalam jangka pendek sebagian dari kurva MC, yaitu
bagian yang terletak di atas kurva AVC, dapat juga dipandang sebagia kurva
penawaran. Bagian dari kurva MC tersebut, disamping menunjukkan biaya marjinal
pada berbagai tingkat produksi, menunjukkan jumlah penawaran perusahaan pada
berbagai tingkat harga. Adapun sifat kurva penawaran, kurva penawaran
menunjukkan hubungan diantara tingkat harga dan jumlah barang yang ditawarkan.
Pada setiap tingkat harga hanya terdapat suatu jumlah tertentu barang yang
ditawarkan. Dan apabila ada dua tingkat harga, maka masing-masing harga ini
akan menunjukkan suatu jumlah tertentu barang yang ditawarkan dan kedua jumlah
barang tersebut akan berbeda.
Gambar 2.5
Pembuktian tentang ketidakadaan
kurva penawaran dalam monopoli
|
O
|
Di dalam pasar
monopoli biaya marjinal tidak menunjukkan sifat kurva penawaran seperti yang
diterangkan di atas. Sebagai buktinya perhatikanlah gambar 2.5. Misalnya pada
mulanya permintaan adalah
dan hasil penjualan marjinal adalah
, sedangkan biaya marjinal adalah MC.
Maka keuntungan maksimum akan diperoleh apabila produksi adalah sebanyak Q.
Pada tingkat produksi seprti ini harga akan mencapai
. Selanjutnya, misalkan permintaan
berubah menjadi
dan hasil penjualan marjinal adalah
. Biaya produksi tidak berubah, berarti
biaya marjinal adalah tetap seperti yang ditunjukkan oleh MC. Dalam keadaan yang
baru ini, untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan sekali lagi harus
memproduksikan sebanyak Q. Tetapi sekarang tingkat harga telah mencapai
. Dengan demikian, sekarang kita mendapat
dua tingkat harga (
dan
), tetapi hanya satu jumlah
produksi/penawaran (Q). Keadaan ini menyebabkan kurva untuk suatu perusahaan
monopoli tidak dapat digambarkan/ditunjukkan.
Dari uraian yang baru
dilakukan di atas dapat dibuat kesimpulan berikut: Didalam perusahaan monopoli, atau perusahaan dalam pasar lainnya kurva
permintaan atas hasil produksinya bersifat menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, kurva penawarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak terdapat sifat
hubungan yang tetap diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/diproduksikan
oleh perusahaan tersebut.
E.
Monopoli
dan Diskriminasi Harga
Adakalanya
terbuka kemungkinan pada perusahaan monopoli untuk menjual barangnya di dalam
dua pasar (misalnya pasar dalam dan luar negeri)
yang sangat berbeda sifatnya. Biasanya sifat permintaan di kedua pasar itu juga
sangat berbeda. Untuk memaksimumkan keuntungannya, perusahaan monopoli dapat
menjalankan kebijakan diskriminasi harga.
Diskriminasi harga adalah menaikkan
laba dengan cara menjual barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen
yang berbeda atas dasar alasan yang tidak berkaitan dengan biaya. (William
A. McEACHERN : 2001 : 149).
a. Penentuan
harga di setiap pasar
Sekiranya suatu
perusahaan monopoli ingin melaksanakan kebijakan diskriminasi harga, persoalan
yang pertama yang harus dipecahkan adalah: berapaka
harga yang akan ditetapkan di tiap-tiap pasar supaya keuntungan dapat
dimaksimumkan? Jawabannya diterangkan dalam gambar 2.6. Untuk memperoleh
jawabannya diperlukan data berikut: (i) biaya produksi yang dikeluarkan, dan
(ii) sifat permintaan di setiap pasar, untuk pasar dalam negeri dan luar
negeri.
Misalkan kurva
biaya total rata-rata (AC) dan biaya marjinal (MC) monopoli adalah seperti yang
ditunjukkan dalam gambar 2.6 (iii). Seterusnya misalkan pula hasil produksi
perusahaan monopoli tersebut dijual di dua pasar, yaitu:
ª Pasar dalam negeri,
yang kurva permintaan (
)
dan hasil penjualan marjinalnya (
)
adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (i).
ª Pasar
laur negeri,
yang kurva permintaan (
)
dan hasil penjualan marjinalnya (
)
adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (ii).
Gambar 2.6 Kebijakan Diskriminasi Harga
|
P
|
M
|
C
|
0
|
Q
|
A
|
B
|
(i)
Pasaran
dalam Negeri
|
P
|
M
|
C
|
0
|
Q
|
M
|
N
|
(ii)
Pasaran luar Negeri
|
P
|
M
|
C
|
0
|
Q
|
Q
|
MR
|
D=AR
|
AC
|
MC
|
(iii) Biaya Produksi
|
Gabungan permintaan dikedua pasar tersebut
ditunjukkan dalam gambar 2.6 (iii) yaitu kurva
. Berarti
adalah sama dengan
. Kurva MR adalah kurva hasil penjualan
marjinal apabila hasil penjualan dikedua pasar tersebut digabungkan. Berarti
.
Perusahaan monopoli tersebut akan memaksimumkan keuntungan
apabila MR=MC, dan dalam gambar 2.6(iii) ditunjukkan bahwa keadaan itu dicapai
apanbila perusahaan memproduksi sebanyak Q. Biaya marjinal pada jumlah produksi
tersebut adalah OM. Berapa banyak yang akan dijual ke pasar luar negeri? Supaya
ditiap-tiap pasar diperoleh keuntungan yang maksimum (dan selanjutnya memaksimumkan
keseluruhan keuntungan perusahaan), di tiap-tiap pasar penjualan harus mencapai
keadaan dimana biaya marjinal OM adalah sama dengan hasil penjualan marjinal
dimasing-masing pasar. Berarti syarat pemaksimuman keuntungan pasar dalam
negeri adalah
dan syarat pemaksimuman pasar di luar negeri
adalah
. Dengan demikian keuntungan maksimum di
kedua pasar akan dicapai apabila di pasar dalam negeri dijual sebanyak
dan di pasar luar negeri di jual sebanyak
. Perlu diingat bahwa
. Harga pasar di dalam negeri adalah
dan harga pasar di luar negeri adalah
. Oleh karena biaya total rata-rata
adalah OC (lihat grafik (iii)), maka jumlah keuntungan yang diperoleh
perusahaan tersebut adalah
(di pasar dalam negeri) tambah
(di pasar luar negeri).
b.
Syarat-syarat
diskriminasi harga
Tidak semua perusahaan monopoli dapat
melakukan diskriminasi harga. Hanya dalam keadaan-keadaan tertentu diskriminasi
harga dapat dijalankan dengan sukses. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa
keadaan yang memungkinkan perushaan monopoli melakukan diskriminasi harga.
§ Barang
tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
Sekiranya terdapat
kemungkinan barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih
mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif. Barang dari pasar
yang lebih murah akan dijual lagi di pasar yang lebih mahal dan perusahaan
tidak menjual lagi barang disediakan untuk pasar tersebut.
§ Sifat
barang atau jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga
Barang-arang atau jasa tertentu dapat dengan mudah dijual dengan
harga yang berbeda. Barang seperti itu biasanya berbentuk jasa perorangan
seperti jasa seorang dokter, ahli hukum, penata rambut, dan sebagainya. Mereka
dapat menetapkan tarif mereka berdasarkan kepada kemampuan langganan untuk
membayar, orang kaya dikenakan tarif lebih tinggi, sebaliknya orang miskin
diberi diskon.
§ Sifat
permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah sangat
berbeda
Kalau permintaan dan
elastisitas permintaan adalah sangat bersamaan di kedua pasar tersebut, keungan
tidak akan diperoleh dari kebijakan tersebut. Biasanya diskriminasi haarga
dijalankan apabila elastisitas permintaan di masing-masing pasar sangat berbeda.
Apabila permintaan tidak elastis, harga akan ditetapkan pada tingkat yang
relatif tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga
ditetapkan pada tingkat yang relatif rendah. Dengan cara ini penjualan dapat
diperbanyak dan keuntungan dimaksimumkan.
§ Kebijakan
diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan keuntungan
yang diperoleh tersebut
Adakalanya melaksanakan
kebijakan diskriminasiharga harus mengeluarkan biaya. Apabila kebijakan
tersebut dilakukan di dua daerah yang berbeda, maka biaya untuk mengangkut
barang harus dikeluarkan. Dan sekiranya dilakukan di daerah yang sama, biaya
yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya yang dikeluarkan
adalah melebihi pertambahan keuntungan yang diperoleh dari diskriminasi harga,
tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.
§ Produsen
dapat mengepsploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen
Ini misalnya dilakukan
dengan menjual barang yang sama tetapi dengan pembungkusan, merek/cap, dan
kampanye iklan yang berbeda. Dengan cara ini produsen dapat menjual barang yang
dikatakannya bermutu tinggi kepada konsumen kayadan sisanya kepada golongan
masyarakat lainnya. Cara yang lain adalah menjual barang yang sama, tetapi
dengan harga berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di daerah pertokoan
orang kaya harganya lebih dimahalkan daripada di daerah pertokoan orang miskin.
c.
Contoh-contoh
kebijakan diskriminasi harga
Tidak susah
untuk mencari contoh-contoh kebijakan diskriminasi harga di dalam kehidupan
sehari-hari, karena hal itu banyak dilakukan. Di bawah ini ditunjukkan beberapa
contoh dari kebijakan semacam itu.
© Kebijakan
diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah
Perusahaan listrik negara misalnya
menggunakan tarif yang berbeda untuk listrik yang dipakai rumah tangga dan yang
dipakai perusahaan.
© Kebijakan
diskriminasi harga oleh jasa-jasa profesional
Dokter umum, ahli hukm dan guru
kursus privat adalah beberapa golongan profesional yang sering menjalankan
diskriminasi harga dari jasa yang mereka berikan. Mereka biasanya mempunyai
tarif yang fleksibel. Kepada orang yang relatif tak mampu mereka mengenakan
tarif yang rendah, sedangkan papda orang
kaya tarifnya ditinggikan.
© Kebijakan
diskriminasi harga di pasar internasional
Dalam aspek ini perusahaan
membedakan di antara harga yang dijual di dalam negeri dengan harga untuk
penjualan ke luar negeri. Harga penjualan ke luar negeri pada umumnya lebih
rendah karena di pasaran internasional terdapat banyak saingan, dan untuk
mempertinggi kemampuaanya untuk bersaing perusahaan perlu menekan harga ke
tingkat yang serendah mungkin.
F.
Pengendalian
Harga dalam Monopoli Ilmiah
Arti dari monopoli ilmiah telah
diterangkan dalam uraian sebelumnya. Ia adalah perusahaan yang terus menerus
menikmati skala ekonomi hingga pada tingkat produksi yang sangat banyak jumlahnya, berarti AC terus
menerus turun hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Pada waktu biaya
rata-rata mencapai minimum tingkat produksi telah meliputi sebagian besardari
kebutuhan masyarakat. Keadaan seperti ini akan menghambat kemasukan perusahaan
lain, karena amat sukar bagi perusahaan baru untuk melakukan usaha seefisien
seperti perusahaan yang alam menikmati skala ekonomi yang lebih besar.
1. Monopoli
alamiah dan pemaksimuman keuntungan
Apabila kegiatan monopoli alamiah
didasarkan pada tujuan memaksimumkan keuntungan, kegiatan yang seperti itu akan
menimbulkan kerugian yang besar kepada masyarakat. Mereka harus membayar
barang/jasa yang dihasilkan perusahaan itu pada harga yang relatif tinggi. Disamping
itu jumlah barang/jasa yang ditawarkan adalah lebih rendah dari jumlah barang
yang dapat diproduksikannya secara optimal. Sebagai akibatnya, masyarakat hanya
memperoleh sebagian saja barang yang mungkin dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Kerugian yang diderita oleh masyarakat menjadi bertambah serius lagi
mengingat perusahaan monopoli alamiah pada umunya menghasilkan barang yang
penting sekali artinya dalam kehidupan masyarakat. Seperti telah diterangkan,
monopoli alamiah terutama terdiri dari perusahaan jasa umum seperti perusahaan
listrik, perusahaan air, dan perusahaan jasa pos dan telepon.
Untuk memaksimumkan manfaat dari kegiatan perusahaan
seperti itu, campur tangan pemerintah yang menjamin agar kegiatan perusahaan
tersebut akan menguntungkan masyarakat sangat diperlukan. Campur tangan
tersebut biasanya dilakukan dengan mengendalikan dan menetapkan harga
barang/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli. Adakalanya, yaitu apabila
harga yang ditetapkan terlalu rendah, pemerintah memberikan subsidi kepada
perusahaan monopoli alamiah. Bentuk-bentuk campur tangan yang akan dilakukan
pemerintah ini akan dapat dengan lebih jelas diterangkan dengan menggunakan
gambar 2.7.
Gambar 2.7
Kebijakan Pemerintah dalam mengatur
monopoli Alamiah
|
D
|
B
|
D
|
A
|
MC
|
AC
|
0
|
Sekiranya perusahaan monopoli ingin memaksimumkan
keuntungannya, yang harus dilakukan oleh perusahaan itu adalah mencapai tingkat
produksi di mana
. Keadaan itu akan berlaku apabila
perusahaan memproduksikan
sebanyak
dan pada tingkat produksi ini harga
barang adalah
. Jumlah keuntungan yang diperoleh
monopoli adalah
dan keuntungan tersebut yang paling maksimum
yang dapat diperoleh perusahaan monopoli. Maka, sekiranya pemerintah tidak
mengatur kegiatan monopoli, perusahaan monopoli hanya akan memproduksi sebesar
. Ini merupakan tingkat produksi yang
relatif rendah kalau dibandingkan dengan kapasitas optimal dari perusahaan
monopoli tersebut, yaitu sebanyak
. (Kapasitas optimal adalah penggunaan kapasitas perusahaan sehingga
mencapai tingkat di mana biaya produksi mencapai tingkat yang paling minimum).
2. Campur
tangan pemerintah
Apabila perusahaan
monopoli hanya memproduksi sebanyak
, tindakan seperti itu adalah sangat
merugikan masyarakat karena jumlah barang yang dinikmati masyarakat relatif
sedikit dan harganya terlalu tinggi. Untuk menghindari kerugian ini permerintah
perlu campur tangan, yaitu dengan menetapkan harga yang wajar, dan dengan itu
meringankan beban para konsumen yang dihasilkan monopoli tersebut.
Penggunaan
faktor-faktor produksi dalam suatu perusahaan adalah paling efisien apabila
biaya marjinal sama dengan harga (P = MC). Sekiranya tujuan ini yang akan
dicapai pemerintah, yaitu mengharuskan perusahaan monopoli untuk bekerja
seefisien mungkin, dalam keadaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.7,
tingkat produksi haruslah mencapai
. Pada tingkat produksi harga yang akan
berlaku dipasar adalah
. Jelas kelihatan bahwa
adalah jauh lebih besar daripada
dan
adalah lebih rendah dari
. Ini berarti masyarakat memperoleh
manfaat apabila kegiatan perusahaan monopoli mencapai tingkat yang seperti itu.
Akan tetapi untuk perusahaan monopoli, ini bukanlah keadaan yang paling
menguntungkan. Walaupun biaya produksi rata-rata hanya mencapai sebesar
yaitu lebih dari
dan masih memperoleh keuntungan, tetapi
jumlahnya tidak sebanyak pada produksi
. Monopoli hanya memperoleh untung
sebanyak
. Adakalanya, apabila pemerintah
menetapkan produksi pada keadaan dimana biaya marjinal sama dengan harga,
perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam keadaan seperti ini pemerintah akan
memberi subsidi.
Cara lain yang dapat
dilakukan pemerintah di dalam usaha untuk menetapkan harga yang wajar dan
jumlah penawaran barang yang mencukupi adalah menetapkan harga pada tingkat
dimana harga = biaya rata-rata (P = AC). Dalam gambar 2.7 keadaan itu dicapai
pada titik
, yang berarti harga yang ditetapkan
haruslah mencpai tingkat
dan monopoli akan memproduksi sebanyak
. Dengan memproduksi sebanyak
perusahaan monopoli akan mendapat untung
normal, yaitu keadaan dimana hasil penjualan total sama dengan biaya total.
G.
Penilaian
atas Monopoli
Dalam bagian ini akan dilihat smpai
dimanabaik buruknya perusahaan monopoli kalau dilihat dari sumbangsihnya kepada
efisiensi kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Untuk tuuan ini
tiga persoalan berikut akan diperhatikan.
Ñ Sampai
dimanakah efisiensi monopoli di dalam menggunakan sumber-sumber daya, di dalam
menghasilkan barang, dan dalam meminimumkan biaya per unit?
Ñ Sampai
dimanakah monopoli memberikan perangsang untuk melakukan inovasi (pembaaruan)
dan perkembangan trknologi?
Ñ Apakah
implikasi dari adanya monopoli terhadap distribusi perndapatan?
1.
Efisiensi
kegiatan monopoli
Telah ditujukkan persaingan
sempurna mengalokasikan sumber-sumber daya secara ideal, yaitu di dalam jangka
panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan terus menambah produksinya
sehingga tercapai keadaan dimana harga = biaya marjinal. Monopoli telah menghentikan
kegiatan produksinya sebelum hal tersebut tercapai. Disamping itu di dalam
jangka panjang, oleh karena tidak adanya persaingan, perusahaan monopoli masih
dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari keuntungan normal, dan ia
capai pada waktu harga masih lebih besar
dari biaya marjinal. Ini berarti penggunaan sumber-sumber daya lebih tidak
efisien dalam monopoli kalau dibandingkan dengan dalam persaingan sempurna.
Penggunaan sumber-sumber yang tidak optimum ini menimbulkan dua akibat yang tidak
menguntungkan, yaitu (i) produksi dan penawaran barang relatif sedikit dan ini
meninggikan harga, dan (ii) biaya produksi lebih tinggi daripada biaya
rata-rata yang optimum.
Q Perbandingan
efisiensi Monopoli dengan persaingan sempurna
Perbandingan ini akan dilakukan
dengan melihat dua keadaan, yaitu (i) apabila biaya produksinya sama dan (ii)
apabila biaya produksinya berbeda.
a. Biaya
produksi sama
Perbandingan efisiensi di antara
pasar persaingan sempurna monopoli dalam menggunakan sumber-sumber daya, memproduksikan
barang, dan meminimumkan biaya produksi per unit, ditunjukkan dalam gambar 2.8.
dalam gambar 2.8 (i) ditunjukkan permintaan (DD) dan penawaran (SS) di dalam
pasar persaingan sempurna. Dengan demikian harga
dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah
. Telah diterangkan bahwa (i) kurva penawaran
pasar persaingan sempurna adalah gabungan dari kurva biaya marjinal
perusahaan-perusahaan, dengan demikian
, dan (ii) setiap perusahaan memperoleh
keuntungan normal, berarti harga sama dengan biaya produksi per unit yang
paling minimum.
Gambar 2.8
Perbandingan Efisiensi Monopoli dan
Persaingan Sempurna (Biaya Sama)
|
P
|
O
|
S
|
Q
|
D
|
AC
|
D
|
(i)
Persaingan
Sempurna
|
P
|
O
|
S
|
MR
|
D
|
D
|
(ii) Monopoli
|
Seterusnya misalnya seluruh perusahaan dalam
persaingansempurna bergabung dan menjadi satu perusahaan monopoli. Dalam
gabungan ini dimisalkan juga bahwa biaya produksi tidak mengalami perubahan.
Oleh sebab itu kurva SS sama dengan
dari pasar persaingan sempurna sekarang
berubah menjadi kurva biaya marjinal perusahaan monopoli (
). Perubahan ini ditunjukkan dalam gambar
2.8 (ii). Gambar tersebut menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah perusahaan
monopoli terwujud. Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebelum
perusahaan-perusahaan bergabung berturut-turut adalah
dan
.
Sesudah perusahaan-perusahaan itu menjadi perusahaan monopoli
harga tidak sama dengan hasil penjualan marjinal. Dengan permintaan pasar
seperti DD, hasil penjualan marjinal adalah MR. Maka perusahaan monopoli akan
memaksimumkan keuntungan apabilaj umlah produksi adalah
. Pada tingkat produksi ini harga akan
mencapai
.
Berdasarkan perbandingan antara keadaan pasar persaingan
sempurna dan monopoli, yang diterangkan dengan menggunakan gambar 2.8, dapat
diambil kesimpulan seperi yang dinyatakan berikut:
F Persaingan sempurna menggunakan
sumber-sumber dengan lebih efisien daripada monopoli.
Dalam monopoli
lebih besar dari MC sedangkan dalam persaingan
smepurna
.
F Harga dalam monopoli lebih tinggi dari
harga dalam pasar persaingan sempurna.
F Jumlah produksi dalam pasar persaingan
sempurna lebih tinggi daripada dalam monopoli.
F Biaya produksi per unit dalam monopoli
adalah lebih tinggi dari dalam persaingan sempurna.
Dalam persaingan
sempurna perusahaan hanya memperoleh untung normal, berarti biaya produksi per
unit sama dengan
. Karena dimisalkan kurva biaya untuk
pasar persaingan sempurna adalah sama dengan kurva biaya monopoli, maka
adalah biaya rata-rata yang paling rendah
dalam perusahaan monopoli. Biaya per unit sebesar itu akan dibelanjakan
monopoli apabila produksi adalah sebesar
. Tetapi monopoli memproduksikan
maka biaya produksinya per unit harus lebih
tinggi dari
.
b. Biaya
produksi berbeda
Kesimpulan-kesimpulan
dalam analisis sebelum ini hanyalah benar apabila dianggap bahwa kurva biaya
produksi di pasar persaingan sempurna adalah sama dengan di dalam monopoli.
Sekiranya monopoli dapat menikmati skala ekonomi sehingga tingkat produksi yang
sangat tinggi, kurva biaya rata-rata akan berbeda dari yang dimisalkan di atas.
Besar kemungkinan ia berada di bawah kurva biaya rata-rata dari pasar
persaingan sempurna. Walaupun produksi telah mencapai
biaya produksi rata-rata masih tetap menurun.
Apabila kurva biaya produksi rata-rata mempunyai sifat seperti itu, kurva
MC-nya akan terletak di sebelah kanan dari MC dalam pasar persaingan sempurna.
Sebagai akibat daari keadaan seperti ini, perusahaan monopoli mungkin akan
memproduksi lebih banyak dan harga juga lebih rendah dari dalam persaingan
sempurna.
Dalam gambar 2.9
ditunjukkan efek dari biaya produksi yang berbeda diantara pasar persaingan
sempurna dan monopoli terhadap harga dan jumlah produksi dalam monopoli. Kurva
DD menggambarkan permintaan di kedua pasar, MC adalah biaya marjinal di kedua
pasar apabila dimisalkan biaya produksi adlaah sama, dan MR adalah hasil
penjualan marjinal dalam pasar monopoli. Dengan demikian (i) produksi dan harga
di persaingan sempurna adalah
dan
,dan (ii) produksi dan harga di monopoli
adalah
dan
.
Selanjutnya sekarang
dimisalkan monopoli dapat menikmati skala ekonomi (misalkan sebagai akibat
kemajuan teknologi dan inovasi) sehingga kurva biaya berubah menjadi
dan
. Kurva LRAC dan LRMC menggambarkan kurva
biaya jangka panjang. (catatan: skala ekonomi berlaku dalam jangka panjang).
Keuntungan yang maksimum akan dicapai monopoli apabila memproduksi sebanyak
, dan pada tingkat produksi itu harga
pasar akan mencapai
. ini menunjukkan bahwa (i) harga dalam
pasar monopoli lebih rendah dari dalam pasar persaingan sempurna, dan (ii)
jumlah produksi dalam pasar monopoli adala lebih besar.
Gambar 2.9
Perbandingan Efisiensi Monopoli dan
Persaingan Sempurna Apabila Biaya Berbeda
|
O
|
Jumlah Barang
|
2. Perkembangan teknologi dan inovasi
Terdapat
pertentangan diantara para ahli ekonomi di dalam menilai apakah monopoli
memberi perangsang dalam mengembangkan teknologi dan inovasi akan terhambat
apabila terdapatkekuatan monopoli. Sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa
monopoli akan memberi dorongan kepada perkembangan teknologi dan inovasi.
Alasan-alasan dari masing-masing pendapat ini diterangka di bawah ini.
Pandangan I: Monopoli Tidak merangsang
Inovasi
Golongan yang
berpendapat bahwa monopoli tidak merangsang perkembangan teknologi dan inovasi
melandaskan keyakinannya pada pandangan bahwa ketiadaan persaingan menimbulkan keengganan kepada monopoli untuk
melakukan perubahan. Tanpa adanya persaingan monopoli tidak perlu gelisah akan kehilangan pasar dan
mengalami kerugian karena perusahaan lain tidak akan masuk ke dalam industri
tersebut. Maka selama ini tidak diperlukan, perubahan dalam teknologi dan
inovasi mungkin menimbulkan pengorbanan yang besar kepada monopoli, yaitu
berupa pengeluaran untuk membeli mesin dan peralatan yang baru, dan harus
mempercepat penyusutan mesin dan peralatan yang lama.
Pandangan II: Monopoli Merangsang Inovasi
Golongan
yang berpendapat bahwa monopoli akan mendorong perkembangan teknologi dan
inovasi didasarkan kepada dua alasan berikut:
µ Perkembangn
teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi biaya per unit dan
meninggikan keuntungan. Dan, seperti telah ditunjukkan dalam gambar 2.9,
bersamaan dengan keuntungan yang bertambah tinggi tersebut juga harga dapat
diturunkan dan jumlah produksi diperbanyak. Berarti kemajuan teknologi bukan
saja menambah keuntungan perusahaan tetapi juga kesejahteraan masyarakat.
µ Memiliki
teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya merupakan sumber dari
terwujudnya monopoli. Dengan demikian, untuk perusahaan-perusahaan yang memperoleh
kekuasaan monopoli dengan cara itu, mengadakan penyelidikan dan mengembangkan
teknologi secara terus menerus merupakan syarat penting untuk mempertahankan
kekuasaan monopolinya.
3. Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
Telah
diterangkan bahwa dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan
berikut: harga akan lebih tinggi, jumlah
produksi lebih rendah, dan keuntungan lebih besar daripada di dalam pasar
persaingan sempurna. Berdasarkan kepada kemungkinan ini kebanyakan ahli
ekononomi berpendapat monopoli menimbulkan akibat yang yang buruk atas
kesejahteraan masyarakat dan distribusi pendapatan menjadi lebih tidak merata.
Monopoli akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal, dan ini akan
dinikmati oleh pengusaha monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya. Mereka pada
umumnya terdiri dari penduduk yang berpendapatan tinggi atau menengah. Para
pekerja, yang merupakan golongan yang relatif miskin, tidak akan memperoleh
sesuatu apapun dari keuntungan monopoli yang lebih tinggi dari keuntungan
normal tersebut.
Tanpa
ada hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli, akan wujud
kemungkinan berlakunya keadaan dimana beberapa perusahaan baru pada akhirnya
beroperasi dalam pasar. Dalam keadaan seperti itu pasaran telah berubah menjadi
oligopoli. Ini menyebabkan setiap perusahaan tidak dapat menikmati skala
ekonomi secara maksimum. Maka setiap perusahaan akan menetapkan harga/tarif
yang tinggi atas barang/jasa yang dihasilkannna. Keadaan seperti ini
menimbulkan kerugian kepada masyarakat, karena mereka harus membayar dengan
harga yang tinggi tersebut.
Hak
eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum menjamin
bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walaupun perusahaan tersebut
dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang akan menjual hasil
produksinya dengan harga yang rendah. Sadar bahwa ia mempunyai kekuasaan
monopoli mungkin menyebabkan ia akan menetapkan harga yang tinggi juga. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah, di samping memberikan hak monopoli, akan
menetapkan harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan
tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu
para konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada
tingkat harga yang relatif rendah.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pasar
monopoli adalah pasar barang dimana hanya terdapat satu produsen dalam pasaran.
Ciri penting dari perusahaan monopoli adalah barang yang diproduksinya tidak
mempunyai pengganti, hambatan untuk memasuki pasar sangat besar dan mempunyai
kekuasaan yang besar untuk memperngaruhi harga. Ada tiga faktor terwujudnya
monopoli yakni memiliki sumber daya unik/istimewa dan tidak dapat digantikan,
dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi besar, dan peraturan
pemerintah yang memberi hak eksklusif atau hak monopoli. Peraturan pemerintah
yang mewujudkan monopoli adalah hak paten, hak cipta dan hak usaha eksklusif.
2.
Dalam menggambarkan prinsip penentuan
pemaksimuman keuntungan dalam monopoli dua cara akan digunakan, yaitu dengan
menggunakan angka-angka dan secar grafik. dimana masing-masing cara ini akan
ditunjukkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan
(i) biaya total dan hasil penjualan total (ii) biaya marjinal dan hasil
penjualan marjinal.
3. Seperti
dengan operasi firma/ perusahaan di pasar persaingan sempurna, dalam monopoli
operasi perusahaan dapat menghadapi salah satu dari empat keadaan yaitu
mendapat untung melebihi normal, atau untung normal, rugi tetapi masih dapat
membayar kembali sebagian dari biaya tetap, dan mengalami kerugian sehingga
biaya biaya berubahnya pun tidak dapat ditutupinya.
4. Berbeda
dengan dalam pasaran persaingan sempurna, dalam monopoli tidak dapat ditentukan
kurva penawaran perusahaan. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat hubungan
yang pasti antara tingkat harga dan kuantitas barang yang ditawarkan.
5. Perusahaan
monopoli, untuk menambah keuntungan, selalu
menjalankan kebijakan diskriminasi harga yaitu menjual produksinya pada
harga yang berlainan di dua pasar yang terpisah. Untuk dapat menjalankan
krgiatan diskriminasi harga, harus terwujud hal berikut:
Ä Barang
tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain.
Ä Barang
yang diproduksikan dapat dijual di dua pasar yang berbeda.
Ä Elastisitas
permintaan di kedua-dua pasar berbeda.
Ä Biaya
yang dikeluarkan tidak melebihi keuntungan tambahan yang diperoleh.
Ä Ciri
pembeli di datu pasar berbeda dengan di pasar lainnya.
6. Kegiatan
monopoli alamiah didasarkan pada tujuan memaksimumkan keuntungan, kegiatan yang
seperti itu akan menimbulkan kerugian yang besar kepada masyarakat. Mereka
harus membayar barang/jasa yang dihasilkan perusahaan itu pada harga yang relatif
tinggi. Untuk memaksimumkan manfaat dari kegiatan perusahaan seperti itu,
campur tangan pemerintah yang menjamin agar kegiatan perusahaan tersebut akan
menguntungkan masyarakat sangat diperlukan. Campur tangan tersebut biasanya
dilakukan dengan mengendalikan dan menetapkan harga barang/jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan monopoli. Adakalanya, yaitu apabila harga yang ditetapkan
terlalu rendah, pemerinta memberikan subsidi kepada perusahaan monopoli
alamiah.
7. Kebaikan
dan Keburukan
1.
Kebaikan
µ
memotivasi penggunaan dan inovasi baru dari teknologi,
dengan tujuan biaya per unit dapat ditekan sehingga keuntungan dapat
ditingkatkan.
µ
meningkatkan produksi secara masal dan meningkatkan
produktivitas, sehingga status sebagai pemegang monopoli dapat dipertahankan.
µ
kesejahteraan karyawan relatif lebih baik.
µ
aktivitas dan kreativitas bagian penelitian dan
pengembangan perusahaan lebih diperhatikan.
2.
Kekurangan
Ä
ketidakadilan, karena monopoli memperoleh keuntungan
di atas keuntungan normal.
Ä
jumlah produksi ditentukan oleh monopolis sesuai
dengan keuntungan yang ingin diperolehnya.
Ä
memproduksi output pada tingkat lebih rendah dari pada
output kompetitif (yang sesuai dengan permintaan konsumen).
Ä
mengenakan harga lebih tinggi dari pada harga kompetitif.
Ä
terjadi eksploitasi monopolis terhadap pemilik faktor
produksi dan konsumen.
B.
Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat digunakan untuk
menunjang pembelajaran Mata Kuliah Pengantar dasar bisnis/ekonomi pada
khususnya dan pembelajaran matematika pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,http://hafidasatya.blogspot.com/2009/12/diskriminasi-harga-pasar-monopoli.html
diakses pada 21 Mei 2012.
Sukirno.,
sudono. 2008 Mikroekonomi teori pengantar, Ed. 3-23, Jakarta: T Raja Gafindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar