Rabu, 20 Juni 2012

..:: MONOPOLI ::..


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Struktur pasar yang sangat bertentangan ciri-cirinya dengan persaingan sempurna adalah pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh karena terdapat hambatan yang sangat tangguh yang dihadapi perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki perusahaan tersebut. Menerangkan bentuk halangan-halangan ini merupakan salah satu aspek yang dianalisis dalam makalah ini. Sebelum itu ciri-ciri pasar monopoli akan diterangkan.
Perhatian utama dari uraian dalam bab ini akan ditumpukan kepada menerangkan mengenai bagaimana caranya suatu perusahaan monopoli menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungannya. Seperti juga dengan analisis mengenai pemaksimuman keuntungan di pasar sempurna, analisis mengenai hal itu di perusahaan monopoli akan menggunakan dua cara yaitu, dengan pendekatan biaya total dan hasil penjulan total. Dengan pendekatan biaya marjinal dan hasil penjulan marjinal.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan digunakan adalah:
1.      Apa Ciri-ciri monopoli dan faktor-faktor yang menimbulkannya?
2.      Bagaimana pemaksimuman keuntungan dalam monopoli?
3.      Adakah kemungkinan monopoli mendapat untung yang berlebihan?
4.      Adakah  kurva penawaran dalam monopoli?
5.      Bagaimana diskriminasi harga dalam monopoli?
6.      Apa kebijakan pemerintah dalam monopoli alamiah?
7.      Apa kebaikan dan kelemahan monopoli?

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Ciri-ciri monopoli dan faktor-faktor yang menimbulkannya.
2.      Pemaksimuman keuntungan dalam monopoli.
3.      Kemungkinan monopoli mendapat untung yang berlebihan.
4.      Kurva penawaran dalam monopoli.
5.      Diskriminasi harga dalam monopoli.
6.      Kebijakan pemerintah dalam monopoli alamiah.
7.      Kebaikan dan kelemahan monopoli.
 BAB II
MONOPOLI

A.      Beberapa Aspek Khusus Pasar Monopoli
Sebelum menganalisis kegiatan dan cara menentukan produksi dalam pasar monopoli, dua aspek berikut dan diuraikan dalam bagian ini adalah ciri-ciri monopoli dan faktor-faktor yang menghambat kemasukan ke pasar monopoli.
1.      Ciri-ciri pasar monopoli
Ciri-ciri pasar monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Uraian berikut menerangkan ciri-ciri monopoli.
a.       Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
       Hal ini rasanya tidak perlu diterangkan lagi. Sifat ini adalah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.
b.      Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
       Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat menggantikan listrik karena, ia tidak dapat digunakan untuk menghidupkan televisi atau memanaskan setrika/gosokan.
c.       Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
               Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud, karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat peusahaan memasuki industri tersebut. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut. Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan ke dalam pasar monopoli. Ada yang bersifat legal, yang dibatasi oleh undang0undang. Ada yang bersifat teknologi, yaitu teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
d.      Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
     Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikehendakinya.
e.       Promosi Iklan Kurang Diperlukan
     Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli yang memerlukan barang yang dipoduksikannya terpaksa membeli daripadanya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat iklan. Ikla ntersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
2.      Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
a.    Perusahaan monopoli mempunyai sumber daya tertentu yang unik dan tidak diiliki oleh perusahaan lain.
b.    Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
c.    Monopoli wujud dan berkembang melalui undany-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.
Uraian berikut akan secara lebih terperinci menerangkan ketiga faktor yang dinyatakan di atas.
a.       Memiliki sumber daya yang unik
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatu sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimilik oleh orang atau perusahaan lain. Suatu contoh yang jelas dalam hal ini adalah “suara emas” dari seorang penyanyi terkenal atau kemampuan bermain yang sangat luar biasa oleh seorang pemain sepak bola. Hanya merekalah yang mempunyai kepandaian tersebut dan harus dibayar lebih mahal dari biasa apabila masyarakat ingin menikmatinya.
Di dalam suatu perekonomian, monopoli juga dapat berlaku apabila sesuatu perusahaan menguasai seluruh atau sebagian besar bahan mentah yang tersedia. Di masa ini contoh dari perusahaan yang masih mempunyai sifat seperti ini adalah perusahaan permata De Beers Company di afrika Selatan. Hampir semua pertambangan permata yang ada di dunia ini dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pada permulaan abad yang lalu perusahaan standard Oil Company di amerika serikat menguasai hampir seluruh sumber minyak yang ada di negara tersebut. Sampai sebelum perang dunia kedua perusahaan Aluminium Company of America juga mempunyai kekuasaan monopoli. Pada waktu itu hampir semua cadangan bauxite, yaitu bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan aluminium, dimiliki oleh perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, Aluminium Company of America dapat menghasilkan barnagnya tanpa ada persaiangan. Perusahaan air minum di suatu kota adala hsalah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.
b.      Dapat menikmati skala ekonomi
Di dalam abad ini, perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar. Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya. Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud di pasar. Dengan demiikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yag sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaiang dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam peusahaan jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan perusahaan angkutan kereta api. Di beberapa jenis industri lain skala ekonomi tidak mewujudkan monopoli, tetapi satu atau beberapa perusahaan memproduksikan barang yang hampir sama jumlahnya dengan yang ditawarkan di pasar. Perusahaan baja, pertambangan minyak, dan industri pembuat mobil adalah contoh-contoh dari industri semacam itu.
c.       Kekuasaan monopoli yang tidak diperoleh melalui peraturan pemerintah
Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-perusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli. Peraturan-peraturan yang sperti ini adalah peraturan paten dan hak cipta (copy rights) dan hak usaha eksklusif (exlusive franchise) yang diberikan kepada perusahaan jasa umum.
1.      Peraturan patent dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang pesat terutama ditimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu, kegiatan dan pengeluaran untuk mengenbangkan teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah saja dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain. Apabila tidak ada peraturan yang melarang penjiplakan, tidak ada untungnya bagi perusahaan untuk menciptakan barang-barang yang lebih baik mutunya, karena dalam waktu yang singkat perusahaan lain kaan menirunya. Sebagai akibat dari keadaan seperti ini kemajuan teknologi akan terhambat, dan ini selanjutnya akan melambatkan jalannya pertumbuhan ekonomi. Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada perusaaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Langkah seperti ini dilakukan dengan memberikan hak paten kepada perusahaan yang mengembangkan barang baru.
Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten, yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan. Tetapi hak cipta tersebut hanya penulis atau penggubah lagu saja yang mempunyai hak ke atas penerbitan buku yang ditulis dan lagu yang digubah.
2.      Hak usaha eksklusif
Apabila skala-ekonomi hanya diperoleh perusahaan setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi yang sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan harga yang rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah yaitu memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu kegiatan tertentu dan menentukan harga tarif yang rendah ke atas barang/jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan seperti ini adalah perusahaan minum, perusahaan pembangkit listrik dan angkutan kereta api.
Tanpa adanya eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menetapkan harga/tarif yang tinggi atas barang/jasa yang dihasilkannya. Keadaan seperti ini menimbulkan kerugian kepada masyarakat, karena mereka harus membayar produksi perusahaan itu dengan harga yang tinggi. Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum tentu menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang menyebabkan biaya produksi berada pada tingkat yang sangat rendah. Untuk menghindari agar perusahaan tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah disamping memberikan hak monopoli, akan menetapkan  harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang  disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang relatif rendah.

B.       Pemaksimuman Keuntungan dalam Monopoli
Dalam menggambarkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan dalam monopoli dua cara akan digunakan, yaitu dengan menggunakan angka-angka dan secar grafik. Untuk masing-masing cara ini akan ditunjukkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan (i) biaya total dan hasil penjualan total (ii) biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal. Sebelum melaksanakan hal-hal tersebut terlebih dahulu akan dilihat hubungan diantara harga dan jumlah barang yang ditawarkan/diproduksikan, dan implikasi dari sifat hubungan tersebut kepada hasil penjualan total.

v  Produksi, Harga dan Penjualan
Telah dinyatakan bahwa dalam monopoli hanya ada satu perusahaan dalam pasar. Oleh karenanya permintaan dalam industri juga permintaan atas produksi perusahaan monopoli tersebut. Telah diketahui bahwa sifat umum dari permintaan barang-barang, yaitu makin tinggi harga barang, makin sedikit jumlah yang diminta. Sifat ini menyebabkan kurva permintaan atas suatu barang bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Permintaan atas produksi monopoli tidak menyimpang dari sifat umum ini. Berarti suatu monopoli akan dapat memperoleh harga penjualan yang tinggi apabila produksinya sedikit, dan harga penjualan semakin rendah apabila produksi semakin banyak.
Dalam menerangkan masalah persaingan sempurna telah dijelaskan bahwa permintaan bersifat elastis sempurna (yaitu kurva permintaan sejajar dengan sumbu datar) dan sebabnya adalah karena berapa pun produksi yang dijual perusahaan, harga tidak berubah. Sebagai aibatnya harga = harga penjualan marginal yaitu P=MR. Permintaan yang dihadapi oleh monopoli adalah berbeda dengan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Sebagai akibat dalam monopoli, seperti akan diterangkan di bawah ini  , harga selalu lebih tinggi dari hasil penjualan marjinal.
Contoh Angka
untuk lebih memahami sifat hubungan antara jumlah produksi, harga, hasil penjualan total, dan hasil penjualan marjinal, di dalam tabel 2.1 dikemukakan suatu contoh hipotesis mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan atas produksi monopoli seperti yang telah diterangkan di atas, dalam tabel 2.1 ditunjukkan bahwa semakin besar jumlah produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2). Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut atas hasil penjualan total dan marjinal berturut-turut ditunjukkan dalam kolom 3 dan 4. Hasil penjualan total, seperti telah diketahui, adalah jumlah produksi x harga, maka nilainya diperoleh dari mengalikan angka dalam kolom 1 dengan angka dalam kolom 2. Sesuai dengan definisi hasil penjualan marjinal, yaitu tambahan hasil penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak 1 unit, angka dalam kolom 4 diperoleh dari menggunakan persamaan . Sebagai contoh  (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) adalah Rp 18.000,-, sedangkan  adalah Rp 32.000,-. Maka MR akibat dari kenaikan produksi dari 1 menjadi 2 unti adalah Rp 32.000 – Rp 18.000 = Rp 14.000. angka-angka dlaam kolom 4 dihitung dengan cara ini.
Perhatikan dengan lebih seksama sngka-angka hasil penjualan total terdapat dlam kolom 3. Sampai produksi sebanyak 5 unithasil penjualan total terus menerus bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang semakin berkurang. Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin berkurang tersebut ditunjukkan dalam kolom 4. Sesudah unit ke-5 pertambahan produksi selanjutnya akan mengurangi hasil penjualan total, yang berarti hasil penjualan marjinal (atau pertambahan hasil penjualan total) nilainya adalah negatif.
Kesimpulan
Berdasarkan kepada gambaran yang ditunjukkan dalam tabel 2.1 dapat dibuat dua kesimpulan penting seperti yang dinyatakan di bawah ini. Apaila harga barang menjadi semakin menurun pada waktu jumlah produksi semakin meningkat, maka:
1.      Hasil penjualan total akan mengalami penghambatan, tetapi pertmabahan itu semakin berkurang apabila produksi betambah banyak. Setelah mencapai satu tingkat produksi tertentu pertambahannya akan menjadi negatif.
2.      Pada umumnya hasil penjualan marjinal nilainya adalah lebih rendah daripada harga. Hanya pada waktu produksi mencapai satu unit hasil penjualan marjinal = harga.
Tabel 2.1
Produksi, Harga dan Hasil Penjualan  (ribu rupiah)

Produksi
(1)
Harga
(2)
Hasil Penjualan total
(3)
Hasil Penjualan Marjinal
(4)
0
20
0
-
1
18
18
18
2
16
32
14
3
14
42
10
4
12
48
6
5
10
50
2
6
8
48
-2
7
6
42
-6
8
4
32
-10
9
2
18
-14
10
0
0
-18
Pemaksimuman Keuntungan : Contoh Angka
                        Sifat-sifat biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan monopoli di dalam jangka pendek tidak berbeda dengan sifat-sifat biaya produksi jangka pendek yang telah diterankan pada pembahasan sebelumnya. Di atas baru saja dijelaskan sifat permintaan, harga, hasil penjulan total, dan hasil penjualan marjinal dari suatu perushaan monopoli. Dengan demikian sekarang telah dapat dikumpulkan informasi yang cukup untuk menerangkan prinsip penentuan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan dalam perusahaan monopoli. Terlebih dahulu hal ini akan diuraikan dengan menggunakan contoh dlaam angka-angka. Contoh angka yang dimaksud dikemukakan dalam tabel 2.2 dan tabel 2.3.
Pendekatan Hasil Penjualan Total-Biaya Total
Pendekatan ini akan diterangkan menggunakan tabel 2.2 yang membandingkan data hasil penjualan total dengan biaya total. Melalui perbandingan tersebut dapatlah ditentukan keuntungan yang diperoleh, atau kerugian yang dialami, pada berbagia tingkat produksi.
Data jumlah produksi, harga dan ahsil penjualan total pada tabel 2.2 adalah sama dengan dalam tabel 2.1. berturut-turut data tersebut ditunjukkan dalam kolom 1,2, dan 3. Dalam kolom 4 ditunjukka biaya total. Data yang hipotesis tersebut dibuat dengan menggunakan pemisalan berikut:
1.      Biaya tetap total adalah Rp 4.000,-. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila perusahaan tidak beroperasi, yang berarti jumlah produksi adala 0, biaya total adalah Rp 4.000,-.
2.      Sehingga untuk produksi 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum berlaku. Berarti biaya marjinal semakin rendah, apabila produksi bertambah. Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit. Data dalam tabel 2.2 jelas menunjukkan keadaan tersebut apabila produksi dinaikkan dari 0 ke 1, dari 1 ke 2, dari 2 ke 3 da dari 3 ke 4.
3.      Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku. Sebagai akibatnya biaya marjinal meningkat dan ini dapat dilihat dari pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap pertambahan satu unit produksi.

Tabel 2.2
Hasil Penjualan,  Biaya Produksi dan keuntungan (ribu rupiah)
Produksi
(1)
Harga
(2)
Hasil Penjualan total
(3)
Biaya Total
(4)
Keuntungan
(5)
0
20
0
4
-4
1
18
18
16
2
2
16
32
26
6
3
14
42
34
8
4
12
48
40
8
5
10
50
46
4
6
8
48
54
-6
7
6
42
64
-22
8
4
32
76
-44
9
2
18
90
-72
10
0
0
106
-106
                         Dengan adanya data mengenai hasil penjualan total dan biaya total  seperti yang diterangkan  di atas sekarang dapat ditentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan.
Perhatikan data dalam kolom 5. Data tersebut dihitung dengan formula berikut: keuntungan = hasil penjualan total – biaya total. Data dalam kolom 5 menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3 dan 4 unit dan jumlah keuntungan adalah sebesar Rp 8.000,-. Walaupun demikian, dalam analisis yang bersifat  umum, akan selalu dikatakan bahwa perusahaan monopoli tersebut akan memproduksikan 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan.

Pendekatan Hasil Penjualan Marjinal – Biaya Marjinal
Untuk menerangkan pendekatan ini terlebih dahulu dihitung hasil penjualan marjinal dan biaya marjinal. Data tersebut dikemukakan dalam kolom 2 diambil dari data yang sama dalam kolom 3 dari tabel 2.1. data dalam kolom 3 dihitung dengan formula berikut: . Data mengenai biaya total (TC) diambil dari tabel 2.2, kolom 4. Berdasarkan kepada data dalam kolom 2,3, dan 4 dapat ditunjukkan tambahan keuntungan pada setiap tingkat produksi. Apabila perusahaan tidak memproduksikan barang, biaya yang ditanggung perusahaan adalah Rp 4.000 dan ini meliputi biaya tetap yang mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab itu, dalam kolom 3 data tersebut dihitung sebagai biaya marjinal.
Berdasarkan data dalam kolom 4, dalam kolom 5 ditentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat poduksi. Data dalam kolom 3 jelas menunjukkan bahwa keuntungan maksimum tercapaai pada tingka produksi 3 atau 4 unit. Namun demikian, dalam analisis dikatakan perusahaan itu akan memproduksi 4 unit untuk memaksimumkan keuntungan karena pada tingkat produksi tersebut MC = MR, yaitu masing-masing bernilai RP 6.000.
Tabel 2.3
Menentukan Keuntungan dengan Pendekatan MC = MR (ribu rupiah)

Jumlah Produksi
(1)
Hasil Penjualan Marjinal
(2)
Biaya Marjinal
 -
(3)
Tambahan Keuntungan
(4)
Jumlah Keuntungan/Kerugian
(5)
0
-
4
-

1
18
16-4=12
6
-4
2
14
26-16=10
4
2
3
10
34-26=8
2
6
4
6
40-34=6
0
88
5
2
46-40=6
-4
4
6
-2
54-46=8
-10
-6
7
-6
64-54=10
-16
-22
8
-10
76-64=12
-22
-44
9
-14
90-76=14
-28
-72
10
-18
106-90=16
-34
-106

 
Pemaksimuman Keuntungan Secara Grafik
Dalam bagian ini akan diterangkan pemaksimuman keuntungan dalam perusahaan monopoli dengan menggunakan pendekatan secara grafik. Seperti dalam analisis sebelumnya, penentuan produksi yang akan memaksimumkan untung dapat dilakukan dengan dua cara berikut: pendekatan hasil penjualan total-biaya total dan pendekatan biaya marjinal-hasil penjualan marjinal. Sebelum cara ini dapat diterangkan terlebih dahulu perlu dilihat ciri perkaitan diantara kurva permintaan (D = AR), kurva hasil penjualan total (TR) dan kurva hasil penjualan marjinal (MR). Untuk memubat analisis ini perhatikan gambar 2.1.

 
Kurva permintaan, penjualan total dan penjualan marjinal
Gambar 2.1
Kurva hasil penjualan total, rata-rata dan marjinal
50
48
40
32
30
20
10
0
5
10
A
B
TR
(i)     Kurva hasil pejualan total (TR)
20
16
12
10
8
4
0
2
5
8
D = TR
Ed < 1
Ed = 1
C
Ed > 1
D
MR
Jumlah Barang
(ii) Kurva Permintaan (D = AR) dan  
      Hasil Penjualan Marjinal (MR)



Text Box: Hasil Penjualan (ribu rupiah)Text Box: Harga (ribu rupiah)
 
























Kurva hasil penjualan total (TR), kurva hasil penjualan rata-rata (D = AR), dan kurva hasil penjualan marjinal (MR) dalam gambar 2.1 dibuat berdasarkan data tabel 2.1. sampai kepada jumlah produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus mengalami kenaikan, dan kenaikan tersebut adalah pada tingkat yang semakin menurun. Sesudah jumlah produksi mencapai 6 unit hasil penjualan total semakin berkurang. Pada waktu jumlah produksi sebanyak 10 unit, hasil penjualan total adalah nol.
Hasil penjualan total yang sperti ini sifatnya, apabila digambarkan, seperti yang ditunjukkan oleh kurva TR dalam gambar 2.1, yaitu berbuntuk huruf U yang terbalik. Kurva TR akan selalu berbentuk seperti itu did alam keadaan di mana kurva permintaan DD adalah seperti yang terdapat pad gambar 2.1 yaitu yang menggambarkan bahwa kalau harga semakin rendah maka jumlah yang diminta semakin banyak. Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa sepanjang kurva permintaan berlaku sifat berikut: apabila elasitisitas permintaan < 1 maka penurunan harga akan mengurangi hasil penjualan dan apabila elastisitas permintaan > 1 maka penurunan harga akan menambah ahsil penjualan. Berdasarkan sifat ini, kalau diperhatikan sifat perhubungan diantara kurva permintaan DD dan kurva TR pada gambar 2.1, dapat dibuat kesimpulan berikut:
1.      Karena OA menggambarkan hasil penjualan total yang semakin bertambah pada harga yang semakin menurun, maka bagian kurva permintaan DD yang terletak di bagian atas titik C (lihat grafik ii) mempunyai elastisitas permintaan > 1.
2.      Karena AB menggambarkan hasil penjualan total yang semakin berkurang pada harga yang semakin menurun, maka bagian kurva permintaan yang terletak dibagian yang lebih ke bawah titik C elastisitas permintaan < 1.
3.      Pada titik C elastistas permintaan adalah satu atau uniter.
Menentukan Keuntungan Maksimum
Di dalam gambar 2.2 dan gambar 2.3 ditunjukkan cara menentukan keuntungan maksimum firma monopoli secara grafik. Di dalam gambar 2.2 keuntungan maksimum firam ditentukan dengan menggunakan bantuan kurva hasil penjualan total dan biaya total. Sedangkan dalam gambar 2.3 keuntungan maksimum tersebut ditentukan dengan menggunakan pertolongan kurva biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
Kurva TR dalam gambar 2.2 menggambarkan hasil epnjualan total, dan kurva TC menggambarkan kurva biaya total. Di sebelah kiri dari titik A, dan di sebelah kanan dari titik B, kurva TC berada di ata kurva TR. Keadaan ini berarti biaya total melebihi hasil penjualan total yaitu kedudukan yang merugikan perusahaan. Keuntungan hanya akan dinikmati apabila TR – TC > 0, dan iniberlaku diantara titik A dan B. Perbedaan diantara TR dan TC adalah paling maksimum apabila garis tegak diantara kurva TR dan TC adalah yang paling panjang. Oleh karena CD merupakan jarak TR dan TC yang paling panjang, maka tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan adalah 4 unit.
Gambar 2.3 menunjukkan cara untuk menentukan tingkat produksi dimana keuntungan maksimum dicapai dengan menggunakan pendekatan hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC). Kurva AC, MC, D = AR, MR, dibuat berdasarkan pada bentuk kurva-kurva tersebut seperti yang diterangkan pada materi-materi sebelumnya. Seterusnya telah diterangkan bahwa keuntungan maksimum dapat ditentukan dengan melihat pada tingkat produksi yang mana keadaan MR = MC wujud. Kurva MR dan MC berpotongan pada waktu tingkat produksi sebanyak Q unit. Hasil penjualan total OP x OQ, atau sama dengan OPAQ, sedangkan biaya total adalah OC x OQ, atau sama dengan OCBQ. Dengan demikian keuntungan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.
Gambar 2.2
Penjualan total, Biaya total dan keuntungan

Keuntungan Maksimum
B
TC
50
40
30
20
10
0
2
4
5
6
8
10
Jumlah Barang



Text Box: Hasil Penjualan (ribu rupiah)
 










Gambar 2.3
Hasil penjualan Marjinal, Biaya Marjinal, dan keuntungan maksimum
P
C
0
Q
MR
MC
AC
D = AR
A
B
Jumlah Barang
Keuntungan



Text Box: Harga
 











C.      Adakah Monopoli keuntungannya Berlebihan?
Banyak orang yang memiliki pandangan yang negatif terhadap perusahaan monopoli. Mereka selalu menganggap bahwa suatu perusahaan dalam pasar monopoli dapat menetapkan harga dengan sekehendak hatinya dan oleh karena itu akan mendapat keuntungan yang sangat berlebihan. Mereka menganggap keuntungan luar biasa merupakan suatu fenomena penting perusahaan monopoli. Ini merupakan pandangan yang kurang tepat. Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa di dalam jangka pendek ada empat kemungkinan dari keadaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar persaingan sempurna: mendapat untung melebihi normal, atau untung normal, rugi tetapi masih dapat membayar kembali sebagian dari biaya tetap, dan mengalami kerugian sehingga biaya biaya berubahnya pun tidak dapat ditutupinya. Keempat keempat kemungkinan tersebut juga dapat juga berlaku dalam suatu perusahaan monopoli.
Dalam gambar 2.3 telah ditunjukkan keadaan dimana memperoleh euntungan. Keadaan lainnya ditunjukkan dalam gambar 2.4. gambar 2.4 (i) menunjukkan keadaan monopoli dimana tidak dapat mendapat keuntungan tetapi juga tidak menderita keuntungan (berarti mendapat untung normal) yaitu hasil penjualannya sama dengan biayatotalnya. Keadaan seperti ini berlaku apabila kurvatotal menyinggung kurva permintaan pada tingkat produksi dimana hsil penjualan marjinal = biaya ma rjinal. Dalam gambar 2.4 (i) kurva  menyinggung kurva  di titik E dan titik singgung ini tepat di atas perpotongan kurva  dan . Maka adalah penting baik kepada perusahaan monopoli untuk memproduksi sebanyak . Hanya pada keadaan ini dapat menikmati keuntungan normal. Dalam keadaan lain, (apabila jumlah produksinya berbeda dari ) perusahaan mengalami kerugian.
Gambar 2.4
Monopoli yang memperoleh Untung Normal dan Kerugian
P
0
Q


E



(i)     Untung Normal
P
P
C
0

Q



AC
A
B

(ii) Rugi
 











Gambar 2.4 (ii) menggambarkan keadaan dimana monopoli mengalami kerugian. Kerugian adalah yang paling minimum apabila perusahaan monopoli memproduksikan sebanyak , karena pada tingkat produksi tersebut . Biaya total yang dikeluarkan adalah . Dengan demikian kerugian yang diderita oleh perusahaan monopoli tersebut adalah seperti yang ditunjukkan oleh kotak . Kerugian ini adalah yang paling minimum. Apabila perusahan monopoli memproduksi lebih tinggi atau lebih rendah dari , kerugian yang akan dialami akan lebih besar lagi.

D.      Monopoli dan Kurva Penawaran
Dalam pasaran persaingan sempurna, di dalam jangka pendek sebagian dari kurva MC, yaitu bagian yang terletak di atas kurva AVC, dapat juga dipandang sebagia kurva penawaran. Bagian dari kurva MC tersebut, disamping menunjukkan biaya marjinal pada berbagai tingkat produksi, menunjukkan jumlah penawaran perusahaan pada berbagai tingkat harga. Adapun sifat kurva penawaran, kurva penawaran menunjukkan hubungan diantara tingkat harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Pada setiap tingkat harga hanya terdapat suatu jumlah tertentu barang yang ditawarkan. Dan apabila ada dua tingkat harga, maka masing-masing harga ini akan menunjukkan suatu jumlah tertentu barang yang ditawarkan dan kedua jumlah barang tersebut akan berbeda.
Gambar 2.5
Pembuktian tentang ketidakadaan kurva penawaran dalam monopoli

O







 











Di dalam pasar monopoli biaya marjinal tidak menunjukkan sifat kurva penawaran seperti yang diterangkan di atas. Sebagai buktinya perhatikanlah gambar 2.5. Misalnya pada mulanya permintaan adalah  dan hasil penjualan marjinal adalah , sedangkan biaya marjinal adalah MC. Maka keuntungan maksimum akan diperoleh apabila produksi adalah sebanyak Q. Pada tingkat produksi seprti ini harga akan mencapai . Selanjutnya, misalkan permintaan berubah menjadi  dan hasil penjualan marjinal adalah . Biaya produksi tidak berubah, berarti biaya marjinal adalah tetap seperti yang ditunjukkan oleh MC. Dalam keadaan yang baru ini, untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan sekali lagi harus memproduksikan sebanyak Q. Tetapi sekarang tingkat harga telah mencapai . Dengan demikian, sekarang kita mendapat dua tingkat harga (  dan ), tetapi hanya satu jumlah produksi/penawaran (Q). Keadaan ini menyebabkan kurva untuk suatu perusahaan monopoli tidak dapat digambarkan/ditunjukkan.
Dari uraian yang baru dilakukan di atas dapat dibuat kesimpulan berikut: Didalam perusahaan monopoli, atau perusahaan dalam pasar lainnya kurva permintaan atas hasil produksinya bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah, kurva penawarannya tidak dapat ditunjukkan karena tidak terdapat sifat hubungan yang tetap diantara harga dan jumlah yang ditawarkan/diproduksikan oleh perusahaan tersebut.

E.       Monopoli dan Diskriminasi Harga
Adakalanya terbuka kemungkinan pada perusahaan monopoli untuk menjual barangnya di dalam dua pasar (misalnya pasar dalam dan luar negeri) yang sangat berbeda sifatnya. Biasanya sifat permintaan di kedua pasar itu juga sangat berbeda. Untuk memaksimumkan keuntungannya, perusahaan monopoli dapat menjalankan kebijakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang sama dengan harga berbeda untuk konsumen yang berbeda atas dasar alasan yang tidak berkaitan dengan biaya. (William A. McEACHERN : 2001 : 149).
a.       Penentuan harga di setiap pasar
Sekiranya suatu perusahaan monopoli ingin melaksanakan kebijakan diskriminasi harga, persoalan yang pertama yang harus dipecahkan adalah: berapaka harga yang akan ditetapkan di tiap-tiap pasar supaya keuntungan dapat dimaksimumkan? Jawabannya diterangkan dalam gambar 2.6. Untuk memperoleh jawabannya diperlukan data berikut: (i) biaya produksi yang dikeluarkan, dan (ii) sifat permintaan di setiap pasar, untuk pasar dalam negeri dan luar negeri.
Misalkan kurva biaya total rata-rata (AC) dan biaya marjinal (MC) monopoli adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.6 (iii). Seterusnya misalkan pula hasil produksi perusahaan monopoli tersebut dijual di dua pasar, yaitu:
ª      Pasar dalam negeri, yang kurva permintaan ( ) dan hasil penjualan marjinalnya ( ) adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (i).
ª      Pasar laur negeri, yang kurva permintaan ( ) dan hasil penjualan marjinalnya ( ) adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (ii).

Gambar 2.6  Kebijakan Diskriminasi Harga
P
M
C
0

Q


A
B
(i)     Pasaran dalam Negeri
P
M
C
0

Q


M
N
(ii) Pasaran luar Negeri
P
M
C
0
Q
Q
MR
D=AR
AC
MC
(iii) Biaya Produksi
 











Gabungan permintaan dikedua pasar tersebut  ditunjukkan dalam gambar 2.6 (iii) yaitu kurva . Berarti  adalah sama dengan . Kurva MR adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila hasil penjualan dikedua pasar tersebut digabungkan. Berarti .
Perusahaan monopoli tersebut akan memaksimumkan keuntungan apabila MR=MC, dan dalam gambar 2.6(iii) ditunjukkan bahwa keadaan itu dicapai apanbila perusahaan memproduksi sebanyak Q. Biaya marjinal pada jumlah produksi tersebut adalah OM. Berapa banyak yang akan dijual ke pasar luar negeri? Supaya ditiap-tiap pasar diperoleh keuntungan yang maksimum (dan selanjutnya memaksimumkan keseluruhan keuntungan perusahaan), di tiap-tiap pasar penjualan harus mencapai keadaan dimana biaya marjinal OM adalah sama dengan hasil penjualan marjinal dimasing-masing pasar. Berarti syarat pemaksimuman keuntungan pasar dalam negeri adalah  dan syarat pemaksimuman pasar di luar negeri adalah . Dengan demikian keuntungan maksimum di kedua pasar akan dicapai apabila di pasar dalam negeri dijual sebanyak  dan di pasar luar negeri di jual sebanyak . Perlu diingat bahwa . Harga pasar di dalam negeri adalah  dan harga pasar di luar negeri adalah . Oleh karena biaya total rata-rata adalah OC (lihat grafik (iii)), maka jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut adalah  (di pasar dalam negeri) tambah  (di pasar luar negeri).
b.      Syarat-syarat diskriminasi harga
Tidak semua perusahaan monopoli dapat melakukan diskriminasi harga. Hanya dalam keadaan-keadaan tertentu diskriminasi harga dapat dijalankan dengan sukses. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa keadaan yang memungkinkan perushaan monopoli melakukan diskriminasi harga.
§      Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
Sekiranya terdapat kemungkinan barang dapat dibawa dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal, maka kebijakan diskriminasi harga tidak akan efektif. Barang dari pasar yang lebih murah akan dijual lagi di pasar yang lebih mahal dan perusahaan tidak menjual lagi barang disediakan untuk pasar tersebut.
§      Sifat barang atau jasa itu memungkinkan dilakukan diskriminasi harga
Barang-arang atau jasa tertentu dapat dengan mudah dijual dengan harga yang berbeda. Barang seperti itu biasanya berbentuk jasa perorangan seperti jasa seorang dokter, ahli hukum, penata rambut, dan sebagainya. Mereka dapat menetapkan tarif mereka berdasarkan kepada kemampuan langganan untuk membayar, orang kaya dikenakan tarif lebih tinggi, sebaliknya orang miskin diberi diskon.
§      Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah sangat berbeda
Kalau permintaan dan elastisitas permintaan adalah sangat bersamaan di kedua pasar tersebut, keungan tidak akan diperoleh dari kebijakan tersebut. Biasanya diskriminasi haarga dijalankan apabila elastisitas permintaan di masing-masing pasar sangat berbeda. Apabila permintaan tidak elastis, harga akan ditetapkan pada tingkat yang relatif tinggi, sedangkan di pasar yang permintaannya lebih elastis, harga ditetapkan pada tingkat yang relatif rendah. Dengan cara ini penjualan dapat diperbanyak dan keuntungan dimaksimumkan.
§      Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan keuntungan yang diperoleh tersebut
Adakalanya melaksanakan kebijakan diskriminasiharga harus mengeluarkan biaya. Apabila kebijakan tersebut dilakukan di dua daerah yang berbeda, maka biaya untuk mengangkut barang harus dikeluarkan. Dan sekiranya dilakukan di daerah yang sama, biaya yang dikeluarkan mungkin dalam bentuk iklan. Apabila biaya yang dikeluarkan adalah melebihi pertambahan keuntungan yang diperoleh dari diskriminasi harga, tidak ada manfaatnya untuk menjalankan kebijakan tersebut.
§      Produsen dapat mengepsploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen
Ini misalnya dilakukan dengan menjual barang yang sama tetapi dengan pembungkusan, merek/cap, dan kampanye iklan yang berbeda. Dengan cara ini produsen dapat menjual barang yang dikatakannya bermutu tinggi kepada konsumen kayadan sisanya kepada golongan masyarakat lainnya. Cara yang lain adalah menjual barang yang sama, tetapi dengan harga berbeda pada daerah pertokoan yang berbeda. Di daerah pertokoan orang kaya harganya lebih dimahalkan daripada di daerah pertokoan orang miskin.

c.       Contoh-contoh kebijakan diskriminasi harga
Tidak susah untuk mencari contoh-contoh kebijakan diskriminasi harga di dalam kehidupan sehari-hari, karena hal itu banyak dilakukan. Di bawah ini ditunjukkan beberapa contoh dari kebijakan semacam itu.
©      Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah
Perusahaan listrik negara misalnya menggunakan tarif yang berbeda untuk listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai perusahaan.
©      Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa-jasa profesional
Dokter umum, ahli hukm dan guru kursus privat adalah beberapa golongan profesional yang sering menjalankan diskriminasi harga dari jasa yang mereka berikan. Mereka biasanya mempunyai tarif yang fleksibel. Kepada orang yang relatif tak mampu mereka mengenakan tarif yang  rendah, sedangkan papda orang kaya tarifnya ditinggikan.
©      Kebijakan diskriminasi harga di pasar internasional
Dalam aspek ini perusahaan membedakan di antara harga yang dijual di dalam negeri dengan harga untuk penjualan ke luar negeri. Harga penjualan ke luar negeri pada umumnya lebih rendah karena di pasaran internasional terdapat banyak saingan, dan untuk mempertinggi kemampuaanya untuk bersaing perusahaan perlu menekan harga ke tingkat yang serendah mungkin.


F.       Pengendalian Harga dalam Monopoli Ilmiah
Arti dari monopoli ilmiah telah diterangkan dalam uraian sebelumnya. Ia adalah perusahaan yang terus menerus menikmati skala ekonomi hingga pada tingkat produksi yang  sangat banyak jumlahnya, berarti AC terus menerus turun hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Pada waktu biaya rata-rata mencapai minimum tingkat produksi telah meliputi sebagian besardari kebutuhan masyarakat. Keadaan seperti ini akan menghambat kemasukan perusahaan lain, karena amat sukar bagi perusahaan baru untuk melakukan usaha seefisien seperti perusahaan yang alam menikmati skala ekonomi yang lebih besar.
1.      Monopoli alamiah dan pemaksimuman keuntungan
Apabila kegiatan monopoli alamiah didasarkan pada tujuan memaksimumkan keuntungan, kegiatan yang seperti itu akan menimbulkan kerugian yang besar kepada masyarakat. Mereka harus membayar barang/jasa yang dihasilkan perusahaan itu pada harga yang relatif tinggi. Disamping itu jumlah barang/jasa yang ditawarkan adalah lebih rendah dari jumlah barang yang dapat diproduksikannya secara optimal. Sebagai akibatnya, masyarakat hanya memperoleh sebagian saja barang yang mungkin dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Kerugian yang diderita oleh masyarakat menjadi bertambah serius lagi mengingat perusahaan monopoli alamiah pada umunya menghasilkan barang yang penting sekali artinya dalam kehidupan masyarakat. Seperti telah diterangkan, monopoli alamiah terutama terdiri dari perusahaan jasa umum seperti perusahaan listrik, perusahaan air, dan perusahaan jasa pos dan telepon.
Untuk memaksimumkan manfaat dari kegiatan perusahaan seperti itu, campur tangan pemerintah yang menjamin agar kegiatan perusahaan tersebut akan menguntungkan masyarakat sangat diperlukan. Campur tangan tersebut biasanya dilakukan dengan mengendalikan dan menetapkan harga barang/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli. Adakalanya, yaitu apabila harga yang ditetapkan terlalu rendah, pemerintah memberikan subsidi kepada perusahaan monopoli alamiah. Bentuk-bentuk campur tangan yang akan dilakukan pemerintah ini akan dapat dengan lebih jelas diterangkan dengan menggunakan gambar 2.7.
Gambar 2.7
Kebijakan Pemerintah dalam mengatur monopoli Alamiah




D


B
D
A
MC
AC
0




 












Sekiranya perusahaan monopoli ingin memaksimumkan keuntungannya, yang harus dilakukan oleh perusahaan itu adalah mencapai tingkat produksi di mana . Keadaan itu akan berlaku apabila perusahaan  memproduksikan sebanyak dan pada tingkat produksi ini harga barang adalah . Jumlah keuntungan yang diperoleh monopoli adalah  dan keuntungan tersebut yang paling maksimum yang dapat diperoleh perusahaan monopoli. Maka, sekiranya pemerintah tidak mengatur kegiatan monopoli, perusahaan monopoli hanya akan memproduksi sebesar . Ini merupakan tingkat produksi yang relatif rendah kalau dibandingkan dengan kapasitas optimal dari perusahaan monopoli tersebut, yaitu sebanyak . (Kapasitas optimal adalah  penggunaan kapasitas perusahaan sehingga mencapai tingkat di mana biaya produksi mencapai tingkat yang paling minimum).
2.      Campur tangan pemerintah
Apabila perusahaan monopoli hanya memproduksi sebanyak , tindakan seperti itu adalah sangat merugikan masyarakat karena jumlah barang yang dinikmati masyarakat relatif sedikit dan harganya terlalu tinggi. Untuk menghindari kerugian ini permerintah perlu campur tangan, yaitu dengan menetapkan harga yang wajar, dan dengan itu meringankan beban para konsumen yang dihasilkan monopoli tersebut.
Penggunaan faktor-faktor produksi dalam suatu perusahaan adalah paling efisien apabila biaya marjinal sama dengan harga (P = MC). Sekiranya tujuan ini yang akan dicapai pemerintah, yaitu mengharuskan perusahaan monopoli untuk bekerja seefisien mungkin, dalam keadaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.7, tingkat produksi haruslah mencapai . Pada tingkat produksi harga yang akan berlaku dipasar adalah . Jelas kelihatan bahwa  adalah jauh lebih besar daripada dan  adalah lebih rendah dari . Ini berarti masyarakat memperoleh manfaat apabila kegiatan perusahaan monopoli mencapai tingkat yang seperti itu. Akan tetapi untuk perusahaan monopoli, ini bukanlah keadaan yang paling menguntungkan. Walaupun biaya produksi rata-rata hanya mencapai sebesar  yaitu lebih dari  dan masih memperoleh keuntungan, tetapi jumlahnya tidak sebanyak pada produksi . Monopoli hanya memperoleh untung sebanyak . Adakalanya, apabila pemerintah menetapkan produksi pada keadaan dimana biaya marjinal sama dengan harga, perusahaan akan mengalami kerugian. Dalam keadaan seperti ini pemerintah akan memberi subsidi.
Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah di dalam usaha untuk menetapkan harga yang wajar dan jumlah penawaran barang yang mencukupi adalah menetapkan harga pada tingkat dimana harga = biaya rata-rata (P = AC). Dalam gambar 2.7 keadaan itu dicapai pada titik , yang berarti harga yang ditetapkan haruslah mencpai tingkat  dan monopoli akan memproduksi sebanyak . Dengan memproduksi sebanyak perusahaan monopoli akan mendapat untung normal, yaitu keadaan dimana hasil penjualan total sama dengan biaya total.

G.      Penilaian atas Monopoli
Dalam bagian ini akan dilihat smpai dimanabaik buruknya perusahaan monopoli kalau dilihat dari sumbangsihnya kepada efisiensi kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Untuk tuuan ini tiga persoalan berikut akan diperhatikan.
Ñ       Sampai dimanakah efisiensi monopoli di dalam menggunakan sumber-sumber daya, di dalam menghasilkan barang, dan dalam meminimumkan biaya per unit?
Ñ       Sampai dimanakah monopoli memberikan perangsang untuk melakukan inovasi (pembaaruan) dan perkembangan trknologi?
Ñ       Apakah implikasi dari adanya monopoli terhadap distribusi perndapatan?
1.      Efisiensi kegiatan monopoli
Telah ditujukkan persaingan sempurna mengalokasikan sumber-sumber daya secara ideal, yaitu di dalam jangka panjang perusahaan dalam persaingan sempurna akan terus menambah produksinya sehingga tercapai keadaan dimana harga = biaya marjinal. Monopoli telah menghentikan kegiatan produksinya sebelum hal tersebut tercapai. Disamping itu di dalam jangka panjang, oleh karena tidak adanya persaingan, perusahaan monopoli masih dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari keuntungan normal, dan ia capai pada waktu harga  masih lebih besar dari biaya marjinal. Ini berarti penggunaan sumber-sumber daya lebih tidak efisien dalam monopoli kalau dibandingkan dengan dalam persaingan sempurna. Penggunaan sumber-sumber yang tidak optimum ini menimbulkan dua akibat yang tidak menguntungkan, yaitu (i) produksi dan penawaran barang relatif sedikit dan ini meninggikan harga, dan (ii) biaya produksi lebih tinggi daripada biaya rata-rata yang optimum.
Q      Perbandingan efisiensi Monopoli dengan persaingan sempurna
Perbandingan ini akan dilakukan dengan melihat dua keadaan, yaitu (i) apabila biaya produksinya sama dan (ii) apabila biaya produksinya berbeda.
a.       Biaya produksi sama
Perbandingan efisiensi di antara pasar persaingan sempurna monopoli dalam menggunakan sumber-sumber daya, memproduksikan barang, dan meminimumkan biaya produksi per unit, ditunjukkan dalam gambar 2.8. dalam gambar 2.8 (i) ditunjukkan permintaan (DD) dan penawaran (SS) di dalam pasar persaingan sempurna. Dengan demikian harga  dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah . Telah diterangkan bahwa (i) kurva penawaran pasar persaingan sempurna adalah gabungan dari kurva biaya marjinal perusahaan-perusahaan, dengan demikian , dan (ii) setiap perusahaan memperoleh keuntungan normal, berarti harga sama dengan biaya produksi per unit yang paling minimum.





Gambar 2.8
Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna (Biaya Sama)

P
O
S
Q
D
AC
D
(i)   Persaingan Sempurna
P

O


S
MR
D
D
(ii) Monopoli
 












Seterusnya misalnya seluruh perusahaan dalam persaingansempurna bergabung dan menjadi satu perusahaan monopoli. Dalam gabungan ini dimisalkan juga bahwa biaya produksi tidak mengalami perubahan. Oleh sebab itu kurva SS sama dengan  dari pasar persaingan sempurna sekarang berubah menjadi kurva biaya marjinal perusahaan monopoli ( ). Perubahan ini ditunjukkan dalam gambar 2.8 (ii). Gambar tersebut menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah perusahaan monopoli terwujud. Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebelum perusahaan-perusahaan bergabung berturut-turut adalah  dan .
Sesudah perusahaan-perusahaan itu menjadi perusahaan monopoli harga tidak sama dengan hasil penjualan marjinal. Dengan permintaan pasar seperti DD, hasil penjualan marjinal adalah MR. Maka perusahaan monopoli akan memaksimumkan keuntungan apabilaj umlah produksi adalah . Pada tingkat produksi ini harga akan mencapai .
Berdasarkan perbandingan antara keadaan pasar persaingan sempurna dan monopoli, yang diterangkan dengan menggunakan gambar 2.8, dapat diambil kesimpulan seperi yang dinyatakan berikut:
F      Persaingan sempurna menggunakan sumber-sumber dengan lebih efisien daripada monopoli. Dalam monopoli  lebih besar dari MC sedangkan dalam persaingan smepurna .
F      Harga dalam monopoli lebih tinggi dari harga dalam pasar persaingan sempurna.
F      Jumlah produksi dalam pasar persaingan sempurna lebih tinggi daripada dalam monopoli.
F      Biaya produksi per unit dalam monopoli adalah lebih tinggi dari dalam persaingan sempurna.
Dalam persaingan sempurna perusahaan hanya memperoleh untung normal, berarti biaya produksi per unit sama dengan . Karena dimisalkan kurva biaya untuk pasar persaingan sempurna adalah sama dengan kurva biaya monopoli, maka  adalah biaya rata-rata yang paling rendah dalam perusahaan monopoli. Biaya per unit sebesar itu akan dibelanjakan monopoli apabila produksi adalah sebesar . Tetapi monopoli memproduksikan  maka biaya produksinya per unit harus lebih tinggi dari .
b.      Biaya produksi berbeda
Kesimpulan-kesimpulan dalam analisis sebelum ini hanyalah benar apabila dianggap bahwa kurva biaya produksi di pasar persaingan sempurna adalah sama dengan di dalam monopoli. Sekiranya monopoli dapat menikmati skala ekonomi sehingga tingkat produksi yang sangat tinggi, kurva biaya rata-rata akan berbeda dari yang dimisalkan di atas. Besar kemungkinan ia berada di bawah kurva biaya rata-rata dari pasar persaingan sempurna. Walaupun produksi telah mencapai  biaya produksi rata-rata masih tetap menurun. Apabila kurva biaya produksi rata-rata mempunyai sifat seperti itu, kurva MC-nya akan terletak di sebelah kanan dari MC dalam pasar persaingan sempurna. Sebagai akibat daari keadaan seperti ini, perusahaan monopoli mungkin akan memproduksi lebih banyak dan harga juga lebih rendah dari dalam persaingan sempurna.
Dalam gambar 2.9 ditunjukkan efek dari biaya produksi yang berbeda diantara pasar persaingan sempurna dan monopoli terhadap harga dan jumlah produksi dalam monopoli. Kurva DD menggambarkan permintaan di kedua pasar, MC adalah biaya marjinal di kedua pasar apabila dimisalkan biaya produksi adlaah sama, dan MR adalah hasil penjualan marjinal dalam pasar monopoli. Dengan demikian (i) produksi dan harga di persaingan sempurna adalah  dan ,dan (ii) produksi dan harga di monopoli adalah  dan .
Selanjutnya sekarang dimisalkan monopoli dapat menikmati skala ekonomi (misalkan sebagai akibat kemajuan teknologi dan inovasi) sehingga kurva biaya berubah menjadi  dan . Kurva LRAC dan LRMC menggambarkan kurva biaya jangka panjang. (catatan: skala ekonomi berlaku dalam jangka panjang). Keuntungan yang maksimum akan dicapai monopoli apabila memproduksi sebanyak , dan pada tingkat produksi itu harga pasar akan mencapai . ini menunjukkan bahwa (i) harga dalam pasar monopoli lebih rendah dari dalam pasar persaingan sempurna, dan (ii) jumlah produksi dalam pasar monopoli adala lebih besar.
Gambar 2.9
Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna Apabila Biaya Berbeda


O







Jumlah Barang



Text Box: Harga
 














2.      Perkembangan teknologi dan inovasi
Terdapat pertentangan diantara para ahli ekonomi di dalam menilai apakah monopoli memberi perangsang dalam mengembangkan teknologi dan inovasi akan terhambat apabila terdapatkekuatan monopoli. Sedangkan sebagian lagi berpendapat bahwa monopoli akan memberi dorongan kepada perkembangan teknologi dan inovasi. Alasan-alasan dari masing-masing pendapat ini diterangka di bawah ini.
Pandangan I: Monopoli Tidak merangsang Inovasi
            Golongan yang berpendapat bahwa monopoli tidak merangsang perkembangan teknologi dan inovasi melandaskan keyakinannya pada pandangan bahwa ketiadaan persaingan menimbulkan keengganan kepada monopoli untuk melakukan perubahan. Tanpa adanya persaingan monopoli tidak  perlu gelisah akan kehilangan pasar dan mengalami kerugian karena perusahaan lain tidak akan masuk ke dalam industri tersebut. Maka selama ini tidak diperlukan, perubahan dalam teknologi dan inovasi mungkin menimbulkan pengorbanan yang besar kepada monopoli, yaitu berupa pengeluaran untuk membeli mesin dan peralatan yang baru, dan harus mempercepat penyusutan mesin dan peralatan yang lama.
Pandangan II: Monopoli Merangsang Inovasi
            Golongan yang berpendapat bahwa monopoli akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi didasarkan kepada dua alasan berikut:
µ       Perkembangn teknologi dan inovasi adalah suatu cara untuk mengurangi biaya per unit dan meninggikan keuntungan. Dan, seperti telah ditunjukkan dalam gambar 2.9, bersamaan dengan keuntungan yang bertambah tinggi tersebut juga harga dapat diturunkan dan jumlah produksi diperbanyak. Berarti kemajuan teknologi bukan saja menambah keuntungan perusahaan tetapi juga kesejahteraan masyarakat.
µ       Memiliki teknologi yang lebih baik dari perusahaan lain adakalanya merupakan sumber dari terwujudnya monopoli. Dengan demikian, untuk perusahaan-perusahaan yang memperoleh kekuasaan monopoli dengan cara itu, mengadakan penyelidikan dan mengembangkan teknologi secara terus menerus merupakan syarat penting untuk mempertahankan kekuasaan monopolinya.

3.      Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat
Telah diterangkan bahwa dalam monopoli terdapat kemungkinan berlakunya keadaan berikut: harga akan lebih tinggi, jumlah produksi lebih rendah, dan keuntungan lebih besar daripada di dalam pasar persaingan sempurna. Berdasarkan kepada kemungkinan ini kebanyakan ahli ekononomi berpendapat monopoli menimbulkan akibat yang yang buruk atas kesejahteraan masyarakat dan distribusi pendapatan menjadi lebih tidak merata. Monopoli akan memperoleh keuntungan yang lebih dari normal, dan ini akan dinikmati oleh pengusaha monopoli dan pemegang-pemegang sahamnya. Mereka pada umumnya terdiri dari penduduk yang berpendapatan tinggi atau menengah. Para pekerja, yang merupakan golongan yang relatif miskin, tidak akan memperoleh sesuatu apapun dari keuntungan monopoli yang lebih tinggi dari keuntungan normal tersebut.
Tanpa ada hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli, akan wujud kemungkinan berlakunya keadaan dimana beberapa perusahaan baru pada akhirnya beroperasi dalam pasar. Dalam keadaan seperti itu pasaran telah berubah menjadi oligopoli. Ini menyebabkan setiap perusahaan tidak dapat menikmati skala ekonomi secara maksimum. Maka setiap perusahaan akan menetapkan harga/tarif yang tinggi atas barang/jasa yang dihasilkannna. Keadaan seperti ini menimbulkan kerugian kepada masyarakat, karena mereka harus membayar dengan harga yang tinggi tersebut.
Hak eksklusif yang menjamin adanya perusahaan tunggal dalam pasar belum menjamin bahwa harga ditetapkan pada tingkat yang rendah. Walaupun perusahaan tersebut dapat mengecap skala ekonomi dengan sepenuhnya, yang akan menjual hasil produksinya dengan harga yang rendah. Sadar bahwa ia mempunyai kekuasaan monopoli mungkin menyebabkan ia akan menetapkan harga yang tinggi juga. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah, di samping memberikan hak monopoli, akan menetapkan harga/tarif penjualan dari barang/jasa yang disediakan perusahaan tersebut. Dengan cara ini dapatlah kepentingan para konsumen dilindungi, yaitu para konsumen dapat membeli barang yang dihasilkan perusahaan monopoli pada tingkat harga yang relatif rendah.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pasar monopoli adalah pasar barang dimana hanya terdapat satu produsen dalam pasaran. Ciri penting dari perusahaan monopoli adalah barang yang diproduksinya tidak mempunyai pengganti, hambatan untuk memasuki pasar sangat besar dan mempunyai kekuasaan yang besar untuk memperngaruhi harga. Ada tiga faktor terwujudnya monopoli yakni memiliki sumber daya unik/istimewa dan tidak dapat digantikan, dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi besar, dan peraturan pemerintah yang memberi hak eksklusif atau hak monopoli. Peraturan pemerintah yang mewujudkan monopoli adalah hak paten, hak cipta dan hak usaha eksklusif.
2.       Dalam menggambarkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan dalam monopoli dua cara akan digunakan, yaitu dengan menggunakan angka-angka dan secar grafik. dimana masing-masing cara ini akan ditunjukkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan (i) biaya total dan hasil penjualan total (ii) biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
3.      Seperti dengan operasi firma/ perusahaan di pasar persaingan sempurna, dalam monopoli operasi perusahaan dapat menghadapi salah satu dari empat keadaan yaitu mendapat untung melebihi normal, atau untung normal, rugi tetapi masih dapat membayar kembali sebagian dari biaya tetap, dan mengalami kerugian sehingga biaya biaya berubahnya pun tidak dapat ditutupinya.
4.      Berbeda dengan dalam pasaran persaingan sempurna, dalam monopoli tidak dapat ditentukan kurva penawaran perusahaan. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat hubungan yang pasti antara tingkat harga dan kuantitas barang yang ditawarkan.
5.      Perusahaan monopoli, untuk menambah keuntungan, selalu  menjalankan kebijakan diskriminasi harga yaitu menjual produksinya pada harga yang berlainan di dua pasar yang terpisah. Untuk dapat menjalankan krgiatan diskriminasi harga, harus terwujud hal berikut:
Ä      Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain.
Ä      Barang yang diproduksikan dapat dijual di dua pasar yang berbeda.
Ä      Elastisitas permintaan di kedua-dua pasar berbeda.
Ä      Biaya yang dikeluarkan tidak melebihi keuntungan tambahan yang diperoleh.
Ä      Ciri pembeli di datu pasar berbeda dengan di pasar lainnya.
6.      Kegiatan monopoli alamiah didasarkan pada tujuan memaksimumkan keuntungan, kegiatan yang seperti itu akan menimbulkan kerugian yang besar kepada masyarakat. Mereka harus membayar barang/jasa yang dihasilkan perusahaan itu pada harga yang relatif tinggi. Untuk memaksimumkan manfaat dari kegiatan perusahaan seperti itu, campur tangan pemerintah yang menjamin agar kegiatan perusahaan tersebut akan menguntungkan masyarakat sangat diperlukan. Campur tangan tersebut biasanya dilakukan dengan mengendalikan dan menetapkan harga barang/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli. Adakalanya, yaitu apabila harga yang ditetapkan terlalu rendah, pemerinta memberikan subsidi kepada perusahaan monopoli alamiah.
7.      Kebaikan dan Keburukan
1.       Kebaikan
µ       memotivasi penggunaan dan inovasi baru dari teknologi, dengan tujuan biaya per unit dapat ditekan sehingga keuntungan dapat ditingkatkan.
µ       meningkatkan produksi secara masal dan meningkatkan produktivitas, sehingga status sebagai pemegang monopoli dapat dipertahankan.
µ       kesejahteraan karyawan relatif lebih baik.
µ       aktivitas dan kreativitas bagian penelitian dan pengembangan perusahaan lebih diperhatikan.
2.       Kekurangan
Ä      ketidakadilan, karena monopoli memperoleh keuntungan di atas keuntungan normal.
Ä      jumlah produksi ditentukan oleh monopolis sesuai dengan keuntungan yang ingin diperolehnya.
Ä      memproduksi output pada tingkat lebih rendah dari pada output kompetitif (yang sesuai dengan permintaan konsumen).
Ä      mengenakan harga lebih tinggi dari pada harga kompetitif.
Ä      terjadi eksploitasi monopolis terhadap pemilik faktor produksi dan konsumen.

B.       Saran
Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran Mata Kuliah Pengantar dasar bisnis/ekonomi pada khususnya dan pembelajaran matematika pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
                               
Anonim,http://hafidasatya.blogspot.com/2009/12/diskriminasi-harga-pasar-monopoli.html diakses pada 21 Mei 2012.
Sukirno., sudono. 2008 Mikroekonomi teori pengantar, Ed. 3-23, Jakarta: T Raja Gafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar