Rabu, 02 Mei 2012


METODOLOGI PENELITIAN
(SIFAT BILANGAN RIIL)

1.      Teorema
Teorema 1.2.10
Untuk setiap bilangan riil  ada bilangan asli n sehingga . (Hutahaean, 1980; 8)

2.      Uraian Teorema

·         LATAR BELAKANG      :
Himpunan bilangan riil adalah himpunan semua bilangan rasional dan irrasional yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol. (Purcell, 2003; 2)
Permasalahan selanjutnya adalah, apakah setiap kita mengambil bilangan riil , akan ada bilangan asli yang lebih besar dari  itu sendiri? Nah pada pembahasan teorema ini, akan dibahas mengenai salah satu sifat bilangan riil yang berhubungan dengan permasalahan tadi.

·         HIPOTESIS                   :
Ada bilangan riil x.
·         KESIMPULAN              :

Ada bilangan asli n yang lebih besar dari x.

·         SIMBOL                       :

3.      Konsep Terkait
himpunan Bilangan Riil 
Himpunan semua bilangan (rasional dan irasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilangan asli. (Purcell, 2003; 2)
·         Himpunan bilangan asli
Bilangan asli merupakan sistem bilangan yang paling sederhana.
1, 2, 3, 4, 5, 6, ...
Dengan bilangan ini kita dapat menghitung jumlah buku-buku kita, teman-teman kita, dan uang kita. (Purcell, 2003; 1)
·         Sifat kelengkapan pada bilangan Riil
Definisi :
1.      Misalkan E Í Â. E disebut terbatas di atas ( bounded above ) jika terdapat v ÎÂ sehingga x £ v untuk semua x Î E, dan v disebut batas atas ( upper bound ) untuk E.

2.      E disebut terbatas dibawah ( bounded below ) jika terdapat u ÎÂ sehingga u £ x untuk semua x Î E, dan u disebut batas bawah ( lower bound ) untuk E.

3.      E disebut terbatas  (bounded ) jika terbatas diatas dan terbatas dibawah.

·         Teorema 1.2.9, dikatakan bahwa, “Sistem bilangan asli N tak terbatas di atas.”
Bukti    :
Andaikan N terbatas di atas, jadi ada p, sehingga p = sup N.
Menurut teorema 1.2.3,  ada n E N sehingga n > p-1.  Untuk n ini berlaku n+1 > p. 
Karena  n+1 E N, maka n+1 > p bertentangan dengan definisi p. Jadi terbuktilah N tak terbatas di atas. (Hutahaean, 1980; 8)


·         Teorema 1.2.3, dikatakan bahwa, “p = sup A, jika dan hanya jika :
1.      p batas atas A ;
2.      untuk setiap   > 0  ada  x  A sehingga  p –   <  x    p.
Bukti    :
            ( è )
1.      Jelas berdasarkan definisi supremum
2.      Andaikan 2 tak benar, jadi ada  > 0 sehingga untuk setiap  x E A berlaku  p –  ≥ p. hal ini mustahil karena   > 0.  Jadi pengandaian itu salah, sehingga terbuktilah 2.
( ç ) misalkan 1 dan 2 dipenuhi dan andaikan p  sup A = c, maka p > c.
Ambillah  = (p-c)/2 , maka  p -   = (p+c)/2  > c.
Untuk  ini ada  x E A  sehingga  c < p –  < x  dan ini tak mungkin karena  c = sup A . Jadi  haruslah  p = sup A.  (Hutahaean, 1980; 6)
 
4.      Bukti Teorema
Andaikan tidak demikian, maka ada bilangan riil x, sehingga untuk setiap bilangan asli n berlaku n ≤ x.  Ini berarti sistem bilangan asli N terbatas di atas dan ini bertentangan dengan teorema 1.2.9.  Dengan demikian pengandaian itu salah dan ini berarti Teorema 1.2.10 benar
 
5.      Konstruksi Bukti Teorema
1.      Ambil bilangan riil x sebarang.
2.      Misalkan pernyataan ini “untuk setiap bilangan riil x ada bilangan asli n sehingga n > x .” tidak benar. Sehingga diperoleh n ≤ x.  Dengan n  N dan  x   Â.
3.      Maka  x  merupakan batas atas  n. Yang berarti bahwa  N  terbatas di atas oleh  x.
4.      Pada teorema sebelumnya yakni teorema 1.2.9, dikatakan bahwa “Sistem bilangan asli N tak terbatas di atas.”
5.      Dan ternyata hasil dari pemisalan kita bertentangan dengan teorema 1.2.9.
6.      Akibat penggunaan teorema 1.2.9 ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa pemisalan kita di awal pembuktian tadi salah. sehingga pernyataan n > x ini bernilai benar